To pray to God with excessive adulation and request a favour stems from a tone of despondency. Describing Him as One who is beyond praise by Brahma and other gods, and narrating glories beyond description of how He helped devotees and then asking, "Oh Lord! You have talked to them and given them so much! Why don't You come to my help?" appears to stem from jealousy. It is only when God is regarded as a friend and a companion that He is pleased the most. When you address Him as, "O my dearest friend! My beloved One! The darling of my heart," you are giving Him the greatest joy. We use words of praise towards an unfamiliar person to show respect and regard as he/she is a stranger. But we welcome an old friend with easy familiarity and intimacy. Hence approach God as your loving friend, He will come to your aid and fulfill your needs.
Berdoa kepada Tuhan dengan pujian yang berlebihan dan meminta bantuan-Nya berasal dari nada putus asa. Gambarkanlah Dia sebagai Yang berada di luar pujian oleh Brahma dan dewa-dewa lainnya, dan menceritakan kemuliaan melampaui deskripsi tentang bagaimana Beliau membantu bhakta-Nya. Jika engkau bertanya seperti ini, "Oh Tuhan! engkau telah berbicara dengan mereka dan memberi mereka begitu banyak! Mengapa engkau tidak datang untuk membantuku?" Engkau bertanya dengan nada kecemburuan. Hanya ketika Tuhan dianggap sebagai teman dan pendamping maka Beliau akan menyenangkan semuanya. Engkau akan memberikan kepada Beliau sukacita terbesar, ketika engkau memanggil-Nya sebagai, "O teman-ku tersayang! Kekasihku! Kekasih hatiku." Kita menggunakan kata-kata pujian terhadap orang asing untuk menunjukkan rasa hormat dan menganggap mereka adalah orang asing. Tetapi kita menyambut seorang teman lama dengan keakraban dan kekariban. Oleh karena itu engkau hendaknya menghampiri Tuhan sebagai teman yang penuh kasih, maka Beliau akan datang untuk membantumu dan memenuhi kebutuhanmu. (Divine Discourse, Oct 9, 1989)
-BABA
Daily Inspiration as written in the Ashram of Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (Prasanthi Nilayam), translated into Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment