Friday, November 13, 2015

Thought for the Day - 13th November 2015 (Friday)

The farmer ignores food and sleep, and focusses on ploughing, levelling, scattering seeds, watering, weeding, guarding and fostering crops. He knows that the harvest he brings home is critical for his family’s subsistence and if he fritters away the precious season in idle pursuits, his family will be confronted with hunger and ill-health. So he prioritises all his attention on farming alone and defers all other pursuits. He bears all difficulties and deprivations, and toils day and night, watches over the crops and garners the grain. As a result, he happily spends the months ahead, in peace and joy with his family. All students and spiritual seekers must learn this lesson from the farmer. Youth is the prime season for mental culture. Use these years intensively and intelligently for your progress irrespective of difficulties and overcome every obstacle. Silence the clamour of your senses, and control hunger and thirst; the urge to sleep and relax also be curbed until spiritual harvest is obtained.


Para petani mengabaikan makan dan tidur, dan memfokuskan pada membajak, meratakan, menabur benih, menyiram, menyiangi, menjaga dan merawat tanaman. Dia mengetahui bahwa hasil panen yang ia bawa pulang sangat penting untuk menghidupi keluarganya dan jika ia menyia-nyiakan musim yang berharga dalam kegiatan sia-sia, keluarganya akan dihadapkan pada kelaparan dan sakit. Jadi dia memprioritaskan semua perhatiannya hanya pada pertanian dan menangguhkan semua kegiatan lainnya. Dia menanggung semua kesulitan dan kerugian, dan bekerja keras siang dan malam, mengawasi tanaman dan menyimpan gandum. Akibatnya, ia dengan senang hati menghabiskan beberapa bulan ke depan, dalam damai dan sukacita dengan keluarganya. Semua siswa dan para pencari spiritual harus belajar pelajaran ini dari para petani. Pemuda adalah bagian penting untuk budaya mental. Gunakanlah tahun ini secara intensif dan cerdas untuk kemajuanmu tanpa mengindahkan kesulitan dan mengatasi setiap rintangan. Mengendalikan indera, dan mengendalikan rasa lapar dan haus; keinginan untuk tidur dan relaks juga diatasi, sampai panen spiritual diperoleh. (Divine Discourse, 26-Oct-1981)

-BABA

No comments:

Post a Comment