Wednesday, August 3, 2016

Thought for the Day - 2nd August 2016 (Tuesday)

The eye which is an inch long can see the stars, millions of miles away; but, is it the eye that sees? Can the eye see itself? No. You must learn how to know others and more than that, how to know yourselves. You are most curious about others and everything around. Even casual acquaintances you meet in public places such as trains, airports or buses, you ask them about their family affairs, their property, and lineage. But do you know your own lineage, property, your heritage and status? You are Manuja, meaning, born of Manu, the person who laid down the moral code which is your property and inheritance. You have the Lord installed in your heart and so, you are essentially Divine. You deny all this precious wealth and go about announcing you are poor and weak in spirit! To see your own eyes, you need a mirror; to see yourself in your native grandeur, you need a guru (preceptor).


Mata yang panjangnya cuma satu inci dapat melihat bintang yang jaraknya jutaan mil jauhnya; namun, apakah mata yang melihat? Dapatkah mata melihat dirinya sendiri? Tidak. Engkau harus belajar bagaimana untuk mengetahui yang lainnya dan lebih daripada itu yaitu bagaimana mengetahui dirimu sendiri. Engkau adalah yang paling ingin tahu tentang orang lain dan segala sesuatu di sekeliling. Bahkan sebuah perkenalan yang kebetulan di tempat umum seperti kereta api, bandara, terminal bis, engkau menanyakan mereka tentang urusan keluarga mereka, kepemilikan mereka dan garis keturunan. Namun, apakah engkau mengetahui garis keturunanmu sendiri, kepemilikanmu, warisan, dan statusmu? Engkau adalah Manuja yang berarti lahir dari Manu adalah seseorang yang meletakkan pedoman moral yang merupakan kepemilikan dan warisanmu. Engkau memiliki Tuhan yang bersemayam di dalam hatimu dan engkau pada dasarnya adalah illahi. Engkau menyangkal semua kekayaan yang berharga ini dan pergi dengan menyatakan bahwa engkau adalah miskin dan lemah dalam jiwa! Untuk melihat matamu maka engkau memerlukan sebuah cermin; dan untuk melihat dirimu sendiri dalam kemuliannya yang sejati maka engkau memerlukan seorang Guru (pendidik). [Divine Discourse Feb 19, 1966]

-BABA

No comments:

Post a Comment