Thursday, July 20, 2017

Thought for the Day - 20th July 2017 (Thursday)

The agglomeration of body, mind and senses is preventing you from recognising your inherent Divinity. You are the cause of your bondage through the body and the mind. When you understand the nature of the body-mind complex, you will realise your true essence. It is enough if you develop the conviction that you and the Divine are one. Cultivate steadfast faith in this Divine oneness through love. That love will lead you to Self-realisation. Wherever you are and whatever you do, regard yourselves as instruments of God and act on that basis. You need not wait for a whole year for Gurupoornima. Treat every moment of your life as a dedication to the Lord. This is the best way to experience Divinity at all times and places. This is true Sakshatkara (realisation). Firmly believe that God is in everyone and always act accordingly. Such sacred attitude will grow through continuous practice.
Pengelompokkan akan tubuh, pikiran, dan indria mencegahmu untuk menyadari keillahian yang menjadi sifatmu. Engkau adalah penyebab dari perbudakanmu melalui tubuh dan pikiran. Ketika engkau mengerti sifat kompleks dari tubuh-pikiran, engkau akan menyadari intisari dari dirimu sendiri. Adalah cukup jika engkau mengembangkan keyakinan bahwa engkau dan Tuhan adalah satu. Tingkatkan keyakinan yang teguh dalam kesatuan dengan Tuhan melalui cinta kasih. Cinta kasih itu akan menuntunmu pada pencerahan diri. Dimanapun engkau berada dan apapun yang engkau lakukan, anggaplah dirimu sebagai alat dari Tuhan dan berbuatlah dengan dasar pemikiran seperti itu. Engkau tidak perlu menunggu sepanjang tahun untuk Gurupoornima. Perlakukan setiap saat dalam hidupmu sebagai dedikasi kepada Tuhan. Ini adalah jalan terbaik untuk mengalami keillahian sepanjang waktu dan tempat. Ini adalah Sakshatkara (pencerahan) yang sejati. Keyakinan yang mantap bahwa Tuhan bersemayam dalam diri setiap orang dan selalu berbuat sesuai dengan keyakinan itu. Sikap yang suci seperti itu akan tumbuh melalui praktik yang terus menerus. (Divine Discourse, Jul 7, 1990)

-BABA

No comments:

Post a Comment