Friday, August 18, 2017

Thought for the Day - 18th August 2017 (Friday)

The bee hovers around the lotus, then sits on it and enjoys the nectar; while drinking, it is silent, steadfast, focussed, and forgets the world. People too behave like that when they are in the presence of God. The hum of the bee stops and is silent as soon as it sips the nectar. People too, argue and assert their opinion, only until they discover the sweet Divine Essence (rasa). That rasa is prema-rasa (the essence of love). Where there is love, there can be no fear, no anxiety, no doubt, and no restlessness (ashanthi). When you are afflicted with ashanthi you can be sure that your love is tainted with selfishness and your love has some ego mixed in it. The one that experiences divine love is the inner ‘I’, which is the reflection of the real ‘I’, the Soul (Atma). Senses are your deadly foes. When your senses are out of action, then the ‘I’ will shine in its full glory.


Lebah terbang melayang dekat di sekitar bunga teratai, kemudian hinggap di atas bunga itu dan menikmati nektar yang ada; ketika sedang menikmati nektar itu, lebah itu hening, tidak tergoyahkan, fokus dan lupa dengan dunia. Manusia juga seharusnya bertingkah laku seperti itu ketika mereka ada dalam kehadiran Tuhan. Suara dengung dari lebah berhenti dan keheningan terjadi saat mengisap nektar itu. Manusia juga masih tetap berdebat dan memaksakan pendapat mereka hanya sampai mereka menemukan rasa manis dari saripati Tuhan (rasa). Rasa itu adalah prema-rasa (saripati kasih sayang). Dimana ada kasih, disana tidak akan ada ketakutan, tidak ada kecemasan, tidak ada keraguan dan tidak ada kegelisahan (ashanthi). Ketika engkau terkungkung dalam kegelisahan (ashanthi) maka itu dapat dipastikan bahwa kasihmu dinodai oleh sifat mementingkan diri sendiri dan kasihmu telah tercampur dengan ego di dalamnya. Seseorang yang mengalami kasih Tuhan adalah ‘Aku’ di dalam diri, yang merupakan pantulan dari ‘Aku’ yang sejati yaitu sang jiwa (Atma). Indria adalah musuhmu yang mematikan. Ketika indriamu tidak beraksi, kemudian ‘Aku’ akan bersinar dengan penuh kemuliannya. (Divine Discourse, Feb 26, 1968)

-BABA

No comments:

Post a Comment