Thursday, September 7, 2017

Thought for the Day - 6th September 2017 (Wednesday)

God is described in the scriptural texts as, Raso vai sah - "He is the sweet essence." How can sweetness ever become bitter? Godhead is a spotlessly clean mirror; you see in it your own reflection. When you have terror-striking propensities, the reflection you see will strike terror in you. When you have soft and harmless propensities, the reflection will be tender and soft. Do not lay the blame on God, as you are often prone to doing! When everything goes right, you say that God has come close to you; when something goes wrong, you say that God has deserted you and gone afar! He does not move far or near. The distance from Him to you is as much as the distance from you to Him. He is everywhere. He always is in your heart. Recognise Him there; realise Him as the closest and nearest to you. He is your own Self, neither terrible nor tender, but, simply is.


Tuhan dijelaskan dalam naskah suci sebagai, Raso vai sah - "Tuhan adalah intisari dari rasa manis." Bagaimana bisa rasa manis menjadi pahit? Keillahian adalah sebuah cermin yang bersih tidak ternoda; engkau dapat melihat bayanganmu sendiri pada cermin itu. Ketika engkau memiliki kecenderungan untuk menyerang, maka bayangan yang engkau lihat akan menyerang dirimu. Ketika engkau memiliki kecenderungan yang lembut dan tidak berbahaya, maka bayangan yang engkau lihat akan lembut. Jangan menyalahkan Tuhan, seperti yang sering engkau mudah lakukan! Ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, engkau berkata bahwa Tuhan datang dekat denganmu; ketika sesuatu berjalan salah, engkau mengatakan bahwa Tuhan telah meninggalkanmu dan pergi jauh! Tuhan tidak bergerak menjauh atau mendekat. Jarak yang ada dari Tuhan kepadamu adalah sama seperti jarak dari dirimu kepada Tuhan. Tuhan ada dimana-mana. Tuhan selalu ada di dalam hatimu. Ketahui Tuhan disana; sadari Tuhan sebagai yang terdekat secara fisik dan batin bagi dirimu. Tuhan adalah dirimu sendiri, tidak mengerikan dan tidak juga lembut, namun sesederhana itu. (Divine Discourse, May 30, 1974)

-BABA

No comments:

Post a Comment