Wednesday, May 1, 2019

Thought for the Day - 1st May 2019 (Wednesday)

Service has become a word of common currency, but its value is very much reduced by the hypocrisy of the users. Really speaking, only those who are afflicted with agony at the sight of pain and suffering, distress or disease, have the right to offer service; for, they are not serving others, they are serving themselves, serving to remove as quickly and as intelligently as they can, their own agony. Service to others is the medicine one needs for oneself to alleviate the distress which fills one at the sight of distress in another being. Feel that you are serving yourself, that you are curbing your own ego. Otherwise service heightens your self-esteem and develops a sense of superiority, which are both harmful spiritually.


Pelayanan telah menjadi sebuah kata yang lumrah akhir-kahir ini, namun nilainya sangat banyak dikurangi dengan kemunafikan dari pelakunya. Berbicara sesungguhnya, hanya mereka yang merasakan penderitaan yang mendalam pada saat melihat kesakitan dan penderitaan, kesusahan atau penyakit adalah yang layak untuk memberikan pelayanan; karena mereka tidak sedang melayani orang lain, namun mereka sedang melayani diri mereka sendiri, melayani untuk menyingkirkan secepat dan sebaik mungkin yang mereka mampu pada penderitaan mereka sendiri. Pelayanan kepada orang lain adalah obat yang seseorang butuhkan untuk diri mereka sendiri dalam meredakan penderitaan yang meliputi dirinya saat melihat penderitaan pada orang lain. Rasakan bahwa engkau sedang melayani dirimu sendiri, bahwa engkau sedang mengekang egomu. Kalau tidak, pelayanan akan mempertinggi harga dirimu dan mengembangkan rasa kualitas superior yang mana keduanya ini berbahaya bagi spiritual. (Divine Discourse, Apr 21, 1967)

-BABA

No comments:

Post a Comment