Wednesday, May 29, 2019

Thought for the Day - 28th May 2019 (Tuesday)

A novice must start with meditation on Saguna Brahman (Divinity with attributes), and must observe all restrictions. One should be regular and punctual in one’s sadhana. A young sapling must be protected from animals; a fence must be put around it until it grows into a big tree. The fence becomes unnecessary after it becomes a huge tree. Similarly, rules and regulations are necessary for beginners in sadhana. An advanced spiritual aspirant does not depend on external props. Such a person can go into a trance at will. Meditation becomes spontaneous and habitual. Dhyana (Meditation) should be distinguished from dharana or mere concentration. The first stage of concentration should be followed up by contemplation and absorption. This absorption leads to meditation. Dhyana is not the monopoly of any particular religion. It is a universal and pragmatic programme for gaining the unitive knowledge of the Godhead.


Seorang pemula harus mulai dengan meditasi pada Saguna Brahman (Tuhan dengan sifat), dan harus mematuhi semua aturan. Seseorang seharusnya dengan teratur dan tepat waktu dalam menjalankan sadhana. Benih pohon muda harus dilindungi dari binatang; sebuah pagar harus diletakkan mengelilinginya sampai benih muda itu tumbuh menjadi sebuah pohon besar. Pagar menjadi tidak diperlukan lagi setelah menjadi pohon besar. Sama halnya, peraturan dan aturan diperlukan bagi pemula dalam sadhana. Peminat spiritual yang sudah maju tidak lagi tergantung dengan bantuan dari luar. Orang yang seperti itu dapat mengalami keadaan trans sesuai kehendaknya. Meditasi menjadi sesuatu yang bersifat spontan dan kebiasaan. Dhyana (Meditasi) seharusnya dibedakan dari dharana atau hanya konsentrasi. Tahap pertama dari konsentrasi seharusnya diikuti dengan kontemplasi dan kekhusyukan. Kekhusyukan ini menuntun pada meditasi. Dhyana bukanlah monopoli untuk agama tertentu saja. Ini adalah program yang bersifat universal dan berguna untuk mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang ke-Tuhanan. (Summer Showers 1979, Ch 18)

-BABA

No comments:

Post a Comment