Sunday, March 21, 2021

Thought for the Day - 21st March 2021 (Sunday)

Shun bad company. Seek good company. Only then will your life be redeemed. Very often I remind the students that by joining bad company, you become slaves. You should be masters, not slaves. You all know what happened to Kaikeyi on listening to the words of Manthara. No one loved Rama more than Kaikeyi. But when her intelligence was clouded, she believed the words of the wicked Manthara. To one with perverted intellect, truth appears as untruth and vice versa. Due to the effect of bad company, the mind gets polluted. So, right from the tender age, “Tyaja durjana samsargam, bhaja sadhu samagamam, kuru punyamahoratram, smara nithyamanithyatham” (run away from bad company, join good company, undertake righteous actions day and night, and enquire into that which is permanent and that which is ephemeral). One should not develop unnecessary contacts. Your interaction with others should be limited to basic courtesies like, “Hello, how are you?” 



Hindari pergaulan yang tidak baik. Carilah pergaulan yang baik. Hanya dengan demikian hidupmu dapat diselamatkan. Sangat sering Aku mengingatkan para pelajar bahwa dengan ikut dalam pergaulan yang tidak baik, engkau menjadi budak. Engkau harus menjadi pengendali dan bukannya budak. Engkau semua mengetahui apa yang terjadi dengan Kaikeyi ketika mendengarkan perkataan dari Manthara. Tidak ada yang lebih menyayangi Rama daripada Kaikeyi. Namun ketika kecerdasan Kaikeyi ditutupi oleh awan gelap, dia mempercayai perkataan dari Manthara yang jahat. Bagi seseorang yang kecerdasaannya tertutupi awan gelap, maka kebenaran kelihatan sebagai sesuatu yang tidak benar dan sebaliknya. Oleh karena dampak dari pergaulan yang tidak baik maka pikiran menjadi tercemar. Jadi, mulai dari usia dini, “Tyaja durjana samsargam, bhaja sadhu samagamam, kuru punyamahoratram, smara nithyamanithyatham” (menjauhlah dari pergaulan yang tidak baik dan bergabunglah dalam pergaulan yang baik, lakukan perbuatan baik siang dan malam, serta selidiki mana yang bersifat kekal dan yang bersifat sementara). Seseorang seharusnya tidak mengembangkan hubungan yang tidak perlu. Interaksimu dengan orang lain seharusnya dibatasi pada kesopanan yang mendasar seperti, “Hello, bagaimana kabarmu?” (Divine Discourse, Sep 13, 1999)

-BABA

 

No comments:

Post a Comment