Tuesday, June 15, 2021

Thought for the Day - 31st May 2021 (Monday)

In the past, Shankara strove to re-establish in the heart of man the faith that he is the Limitless Almighty; he tried to remove vicious traits that had taken residence there, so that man can move towards his Reality! When one has even a glimpse of that reality, one becomes free from ego, pride and despondency. Then, praise does not please him or abuse does not sadden him! One is rendered stable and secure, like a mountain peak, which no storm can shake. Like the screen in the cinema hall, he is not affected by the fire of calumny or the rain of extolment. The Buddha once said at Buddhagaya that good and bad, fame and ill-fame, praise and calumny, are as the two feet; one cannot move without either of them. They are inevitable in the process of living. Food and offal are both inside man; he has veins for the red blood as well as for the blue. A city has pipes under it for bringing drinking water and also for taking away the drainage. 



Di masa lalu, Shankara berusaha untuk membangun kembali di dalam hati manusia keyakinan bahwa Tuhan adalah yang Maha Kuasa yang tanpa batas; Shankara mencoba untuk menghilangkan sifat-sifat jahat yang ada di dalam hati manusia, sehingga manusia dapat melangkah maju menuju pada kenyataannya yang sejati! Ketika seseorang memiliki bahkan sekilas kenyataan yang sejati itu, seseorang menjadi bebas dari ego, kesombongan, dan keputusasaan. Kemudian, pujian tidak akan menyenangkannya atau pelecehan tidak membuatnya sedih! Orang itu menjadi stabil dan teguh, seperti sebuah puncak gunung yang mana tidak ada badai yang dapat menggoncangnya. Seperti halnya layar yang ada di bioskop, layar tersebut tidak terpengaruh oleh api fitnah atau hujan pujian. Sekali Buddha berkata bahwa di Buddhagaya kebaikan dan keburukan, ketenaran dan nama buruk, pujian dan makian, adalah seperti dua kaki; seseorang tidak bisa bergerak tanpa keduanya. Keduanya adalah tidak bisa dihindari dalam proses kehidupan. Makanan dan jeroan keduanya ada di dalam diri manusia; manusia memiliki pembuluh darah untuk darah merah dan juga darah biru. Sebuah kota memiliki pipa dibawah kota untuk menyalurkan air bersih dan juga untuk membuang air drainase.- Divine Discourse, Feb 20, 1966

-BABA

 

No comments:

Post a Comment