Tuesday, February 20, 2024

Thought for the Day - 17th February 2024 (Saturday)

Narada declared: "Love is beyond the scope of words." How can an ordinary man, living in this phenomenal world, understand such love? This love is an expression of Divinity. Like the mariner's compass, it always points to the Divine wherever it may be present. As oil makes a lamp burn, love illumines life itself. What is termed love in ordinary worldly life is not real love at all. It is only one or the other form of attachment based on human relationships in the family or in society. True love is pure, selfless, free from pride, and full of bliss. Such love can be got only through love. All worldly attachments are not real love at all. They are transient. The everlasting, pure love arises from the heart. In fact, it is ever-existing and all-pervading. How is it that man is unable to recognise such all-pervading love? It is because man's heart today has become barren and polluted. The heart is filled with all kinds of desires and there is no room in it for pure, unsullied love to enter. It is only when the worldly attachments are expelled from the heart that there will be room for real love to abide in it and grow.


-  Divine Discourse, Jul 27, 1996.

Although inherently love is present in every cell of the human being it does not manifest itself because of the pollution of the heart.


Narada menyatakan: "Kasih adalah melampaui jangkauan dari kata-kata." Bagaimana seorang manusia biasa yang hidup dalam dunia yang luar biasa ini dapat memahami kasih yang seperti itu? Kasih ini adalah ungkapan dari keilahian. Seperti kompas pelaut yang selalu mengarah pada Tuhan dimanapun dia berada. Seperti halnya minyak yang membuat sebuah lampu menyala, kasih menerangi kehidupan itu sendiri. Apa yang disebut kasih dalam duniawi adalah sama sekali bukan kasih sejati. Ini hanyalah bentuk dari satu atau lain dari keterikatan yang berdasarkan pada hubungan manusia dalam keluarga atau dalam masyarakat. Kasih sejati adalah murni, tanpa pamrih, bebas dari kesombongan, dan penuh dengan kebahagiaan. Kasih seperti itu hanya bisa di dapat melalui kasih. Semua bentuk keterikatan duniawi sama sekali bukanlah kasih sejati. Semuanya itu bersifat sementara. Kasih yang kekal dan murni muncul dari hati. Sejatinya, kasih itu selalu ada dan meliputi semuanya. Bagaimana manusia tidak mampu menyadari kasih yang meliputi semuanya itu? Ini karena hati manusia hari ini menjadi tandus dan tercemar. Hati yang diliputi dengan semua jenis keinginan dan tidak ada ruang di dalamnya bagi kasih yang murni dan tidak ternoda untuk bisa masuk. Hanya ketika keterikatan duniawi dikeluarkan dari hari maka akan ada ruang bagi kasih sejati untuk tinggal di dalamnya dan bertumbuh.


-  Divine Discourse, Jul 27, 1996.

Meskipun pada hakekatnya kasih ada di dalam setiap sel dari manusia, namun kasih tidak terwujud karena tercemarnya hati.


No comments:

Post a Comment