Sunday, December 22, 2024

Thought for the Day - 10th November 2024 (Sunday)

The word Nama has great significance numerologically. ‘Na’ is equal to zero. ‘A’ is equal to two and ‘Ma’ equals five, the total being seven, indicating that the Nama Sankirtanam needs seven elements for success: Shruti, Laya, Raga, Tala, Bhava, Prema, Samhita. Seven cannotes the seven swaras, the seven sages, the seven days of the week known as the sacred Saptaha. Sankirtanam must be done with emphasis on tone, timing, tune, rhythm, attitude, love, and the attainment of the highest good. It is not singing for singing's sake. The melody must emerge from the heart, must be saturated with genuine feeling, should be soaked in love, and must make you forget yourself, then it is a tapas or penance. Sankirtanam of such kind will save not just the individual, but will save the entire world. Embodiments of love! Even if you are unable to do meditation, recitation, yoga, or yajna, engage yourself in singing the Name of God. From a simple person (pamara) to an awakened one (Paramahamsa), Namasankirtana can be taken up.


- Divine Discourse, Jan 26, 1982

Know that the Divine Name is the key to success in your search for consolation, confidence, courage, illumination and liberation.



Kata Nama memiliki makna yang begitu besar secara numerologi. ‘Na’ adalah sama dengan nol. ‘A’ adalah sama dengan dua dan ‘Ma’ sama dengan lima, keseluruhan jumlahnya adalah tujuh, yang menunjukkan bahwa Nama Sankirtanammmembutuhkan tujuh unsur untuk berhasil yaitu: Shruti, Laya, Raga, Tala, Bhava, Prema, Samhita. Angka tujuh bermakna kontekstual adalah tujuh swara, tujuh Rsi, tujuh hari dalam seminggu yang dikenal dengan Saptaha yang suci. Sankirtanam harus dilakukan dengan menekankan pada nada, waktu, ketukan, irama, sikap, kasih dan pencapaian kebaikan tertinggi. Ini bukanlah bernyanyi yang menjadi tujuan dalam lantunan kidung suci ini. Melodi harus muncul dari dalam hati, harus diresapi dengan perasaan yang tulus, harus diliputi dengan kasih, dan harus membuatmu lupa pada dirimu sendiri, baru kemudian ini disebut sebagai sebuah tapa atau penebusan dosa. Sankirtanam yang seperti itu tidak hanya menyelamatkan seseorang, namun akan menyelamatkan seluruh dunia. Perwujudan kasih! Bahkan jika engkau tidak mampu untuk melakukan meditasi, japa, yoga, atau yajna, maka libatkan dirimu dalam melantunkan nama suci Tuhan. Dari seorang yang sederhana (pamara) menjadi seorang yang tercerahkan (Paramahamsa), Namasankirtana dapat melakukannya.


- Divine Discourse, 26 Januari 1982

Ketahuilah bahwa nama suci Tuhan adalah kunci sukses dalam pencarianmu pada penghiburan, kepercayaan diri, keberanian, pencerahan dan pembebasan.



No comments:

Post a Comment