Sunday, December 22, 2024

Thought for the Day - 12th November 2024 (Tuesday)

Merely chanting mantras or repeating God’s Name is of no use. We must engage ourselves in God’s work, as I have told you a number of times. Hanuman reached Lanka and befriended Vibhishana. During their conversation, Vibhishana expressed grief, “Hanumanta, you are fortunate, indeed. You are ceaselessly engaged in service to Rama, thereby worthy of His Grace. I’ve been repeating the Name of Rama for many years now, but I haven’t secured His darshan yet.” Hanuman asked him beautiful questions, “Vibhishana, you chant Rama’s name, but are you involved in Rama’s work? Without working for Rama, how can you expect Grace? It has been many weeks since Sita Devi was brought captive to Lanka. Isn’t service to Sita a valuable service to Rama? Have you ever gone to the Ashoka grove and consoled her? Have you even met her once? Have you familiarised yourself with her troubles and taken steps to provide her with conveniences? My every roma (hair) says Rama! But I did not stop there. I offered my life to Rama. I am engaged in actions dear to Him, day and night.” Therefore, the lesson is: The name of Rama in the heart, the work of Rama in the hand (Dil me Ram, hat me kam). This is the way to offer our lives to the Lord. 


- Divine Discourse, May 21, 1991.

Both, the chanting of God's name and rendering of service should be done with a love-filled heart.


Hanya dengan melantunkan mantra atau mengulang-ulang nama suci Tuhan adalah tidak ada gunanya. Kita harus melibatkan diri dalam kerja Tuhan, seperti yang Aku sampaikan kepadamu berulang kali. Hanuman mencapai Lanka dan berteman dengan Vibhishana. Dalam percakapan mereka, Vibhishana mengungkapkan kesedihannya, “Hanumanta, engkau begitu beruntung. Engkau tidak henti-hentinya melakukan pelayanan pada Sri Rama, karenanya engkau layak untuk Rahmat dari Sri Rama. Aku telah mengulang-ulang nama suci Sri Rama selama bertahun-tahun, namun aku belum mendapatkan darshan Sri Rama.” Hanuman menanyakan Vibhisana dengan pertanyaan yang indah, “Vibhishana, engkau melantunkan nama suci Sri Rama, namun apakah engkau terlibat dalam misi dari Sri Rama? Tanpa ikut terlibat dalam kerja untuk Rama, bagaimana bisa engkau mengharapkan Rahmat-Nya? Sudah berminggu-minggu sejak Dewi Sita ditahan di Lanka. Bukankah pelayanan kepada Dewi Sita adalah sama bernilainya dengan pelayanan kepada Sri Rama? Pernahkah engkau pergi ke hutan Ashoka dan menghibur Dewi Sita? Pernahkah engkau bertemu dengannya sekali? Pernahkah engkau memahami kesulitannya dan mengambil langkah-langkah untuk memberikannya kemudahan? Dalam setiap buluku (roma) melantunkan nama Rama! Namun aku tidak berhenti disana. Aku mempersembahkan hidupku pada Sri Rama. Aku melibatkan diriku pada perbuatan yang disenangi oleh Sri Rama, siang dan malam.” Maka dari itu, hikmahnya adalah: Nama suci Sri Rama ada di dalam hati, kerja untuk Sri Rama dilakukan dengan tangan (Dil me Ram, hat me kam). Ini adalah jalan terbaik untuk mempersembahkan hidup kita pada Tuhan. 


- Divine Discourse, 21 Mei 1991.

Keduanya, yaitu melantunkan nama suci Tuhan dan memberikan pelayanan harus dilakukan dengan hati diliputi kasih.



No comments:

Post a Comment