Tuesday, January 7, 2025

Thought for the Day - 7th January 2025 (Tuesday)

When Pandavas were traversing the Himalayas toward the end of their careers, Dharmaraja was still affected by mental anxieties, so he prayed to Krishna to spend some time with them. On His departure from their dwelling, Krishna gave Dharmaraja a note, which he was to read to himself whenever he was affected by joy or grief. The note read: “This will not last”. That is one method by which mental agitations can be calmed. Take life in the world as a compulsory duty imposed on you. You are now in jail under sentence for crimes committed in a previous birth. The superintendent assigns various duties — cooking, drawing water, cutting wood, etc. You must do the work assigned to the best of your ability, without any expectation of reward. If you behave well, cause no trouble, and do assigned duties without demur, then you may be released sooner, with a certificate that you are reliable and good. This attitude will give you practice in selfless action without expecting a reward (nishkama karma), which is very valuable for curbing the senses. 


•⁠  ⁠Divine Discourse, Oct 26, 1963.

To discharge faithfully one's duties and responsibilities is an imperative act of worship.



Ketika para Pandawa melintasi Himalaya di penghujung hidup mereka, Dharmaraja masih sering dilanda kecemasan batin, jadi Dharmaraja memohon kepada Krishna untuk meluangkan waktu dengan mereka. Pada saat Krishna akan meninggalkan tempat tinggal Pandawa, Krishna memberikan sebuah catatan kepada Dharmaraja yang harus dibacanya setiap kali dia merasa diliputi suka atau duka cita. Isi dari catatan itu adalah: “Hal ini tidak akan bertahan lama”. Itu adalah satu metode yang bisa digunakan dalam menenangkan kegelisahan batin. Jadikan hidup di dunia sebagai tugas wajib diberikan padamu yang harus dilaksanakan. Engkau sekarang ada di dalam penjara menerima hukuman untuk kejahatan yang dilakukan pada kelahiran sebelumnya. Sipir di penjara memberikanmu berbagai tugas – memasak, menimba air, memotong kayu, dsb. Engkau harus melakukan pekerjaan yang diberikan dengan kemampuanmu yang terbaik, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Jika engkau bertingkah laku baik, tidak menyebabkan masalah, dan menjalankan kewajiban tanpa keluhan, kemudian engkau dapat dibebaskan lebih cepat dengan sebuah sertifikat bahwa engkau adalah orang yang dapat dipercaya dan baik. Sikap ini melatih kita dalam mempraktekkan perbuatan tanpa mementingkan diri sendiri serta tanpa mengharapkan imbalan (nishkama karma), yang mana sangat berharga untuk mengekang indria. 


•⁠  ⁠Divine Discourse, 26 Oktober 1963.

Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh adalah bentuk ibadah yang sangat penting. 


Thought for the Day - 6th January 2026 (Monday)

The head has its value while there is life. Hence, the head should be used while you are alive to acquire merit by placing it at the feet of holy ones. This is the value of prostrating before noble souls. While one is alive, one should engage in good deeds and lead a sacred and meaningful life. All relationships are confined to the living. God alone is the only unfailing kinsman throughout life and beyond it. He is the only constant companion wherever you may be. Realise that life is impermanent. Only your good deeds will protect you. Peace, truth and virtue have to be acquired only through your actions. Achieve proximity to God and then become one with God. Today you call yourself human. If you develop your devotion to God, you can divinise yourself. Divinity is your real nature. This has been proclaimed by the Upanishads in the famous declarations Aham Brahmasmi (I am Brahman), Ayam Atma Brahma (This Atma is Brahman), and Tat-Tvam-Asi (That thou art). Develop this conviction, with confidence and courage. 


•⁠  ⁠Divine Discourse, Apr 07, 1997.

When man respects his human character and realises his obligation to discover his divine nature, the divine in him will manifest itself.



Kepala memiliki nilainya semasih ada kehidupan. Oleh karena itu, kepala seharusnya digunakan selama masih hidup untuk mendapatkan kebajikan dengan meletakkannya di kaki seseorang yang suci. Ini adalah nilai dari bersujud dihadapan jiwa-jiwa yang mulia. Selama seseorang masih hidup, seseorang harus terlibat dalam perbuatan-perbuatan baik dan menjalani hidup yang suci dan bermakna. Semua hubungan hanya terbatas pada yang hidup. Tuhan adalah satu-satunya kerabat yang tidak pernah mengecewakan, baik selama hidup maupun setelahnya. Tuhan adalah satu-satunya sahabat sejati yang selalu ada dimanapun engkau berada. Sadarilah bahwa hidup ini adalah tidak kekal. Hanya perbuatan-perbuatan baik yang akan melindungimu. Kedamaian, kebenaran dan kebajikan hanya dapat diperoleh melalui perbuatanmu. Dekatkan dirimu pada Tuhan dan kemudian engkau menjadi satu dengan-Nya. Hari ini engkau menyebut dirimu sebagai manusia. Jika engkau mengembangkan rasa bhaktimu pada Tuhan, maka engkau dapat menyucikan dirimu. Keilahian adalah sifat sejatimu. Hal ini telah dinyatakan dalam Upanishad dengan ajaran terkenal yaitu : Aham Brahmasmi (aku adalah Brahman), Ayam Atma Brahma (Atma ini adalah Brahman), dan Tat-Tvam-Asi (Tuhan adalah kamu). Kembangkan keyakinan ini dengan kepercayaan dan keberanian. 

•⁠  ⁠Divine Discourse, 07 April 1997.
Ketika manusia menghormati nilai-nilai kemanusiannya dan menyadari kewajibannya untuk mengungkapkan sifat keilahiannya, maka keilahian dalam dirinya akan terwujud. 

Thought for the Day - 5th January 2025 (Sunday)

The Bal Vikas is the primary basis of the great movement to restore dharma (righteousness) in the world. The elders are far gone in their ways, and it is difficult to expect a change in their habits and attitudes. Children have to be led into good ways of living, into simplicity, humility and discipline. As you know, you cannot draw children to your side if you hold a stick in your hand; you will have to hold some sweets instead. So the Gurus have to be embodiments of love and patience. The ideal of the Bal Vikas is to raise a generation of boys and girls who have a clean and clear conscience. The actual syllabus is not so important as the creation of an atmosphere where noble habits and ideals can grow and fructify. The Bal Vikas pupils follow Bal Vikas discipline and curriculum only for one day in the week and attend their usual schools on the other days. So the impact of the Guru has to be extra strong if it has to act as a catalyst in the process of modification of the behaviour patterns of these pupils. 


•⁠  ⁠Divine Discourse, Jun 06, 1978.

Education must train children to love, to co-operate, to be brave in the cause of truth, to be helpful, to be sympathetic and to be grateful.



Bal Vikas adalah dasar utama dari gerakan yang luar biasa untuk memulihkan dharma (kebajikan) di dunia. Para orang tua yang telah terlalu jauh dari jalan mereka, dalah sulit untuk berharap ada perubahan dalam kebiasaan dan tingkah laku mereka. Maka dari itu, anak-anak yang harus dituntun dalam jalan hidup yang baik, ke dalam kesederhanaan, kerendahan hati dan disiplin. Seperti yang engkau ketahui, engkau tidak bisa menarik anak-anak ke sisimu jika engkau memegang sebuah tongkat di tanganmu; engkau harus memegang beberapa manisan sebagai gantinya. Jadi, Guru harus menjadi perwujudan dari kasih dan kesabaran. Idealisme dari Bal Vikas adalah untuk mengangkat generasi dari anak-anak yang memiliki hati nurani yang bersih dan jernih. Silabus sesungguhnya adalah tidak sepenting dalam menciptakan suasana dimana kebiasaan dan idealisme luhur dapat tumbuh dan berkembang. Anak-anak Bal Vikas mengikuti disiplin dan kurikulum Bal Vikas hanya untuk satu hari dalam seminggu dan mengikuti kegiatan sekolah mereka pada hari-hari lainnya. Jadi dampak dari Guru haruslah sangat kuat agar dapat menjadi katalis dalam proses perubahan dalam pola perilaku dari anak-anak ini. 


•⁠  ⁠Divine Discourse, 06 Juni 1978.

Pendidikan harus melatih anak-anak untuk mengasihi, bekerjasama, untuk menjadi berani dalam membela kebenaran, menjadi penolong, penuh simpati dan penuh rasa syukur.


Friday, January 3, 2025

Thought for the Day - 3rd January 2025 (Friday)

The desire for wealth and power is not wrong as such. But wealth and power should be used for the right ends. Whatever position you occupy, see that it is used worthily. A cobbler stitching shoes is pursuing as worthy an occupation as a Prime Minister governing the country. Therefore, everyone must do his duty properly. There is no high or low in these matters. To each person, his occupation is a matter of pride. Hence, do your duty sincerely. Everyone should be filled with this feeling. You should see that you do your job well without any lapse or defect. When everyone does their duty in this spirit the well-being of the whole world will be automatically ensured. People proclaim that they desire the well-being of one and all in the world, but do nothing to promote it. They are concerned only about their own well-being. This is not the right attitude at all. 


- Divine Discourse, Apr 07, 1997.

Do the duty that He has allotted to the best of your ability, and to the satisfaction of your conscience. That is the most rewarding worship.



Keinginan untuk memiliki kekayaan dan kekuasaan tidaklah begitu salah. Namun kekayaan dan kekuasaan harus digunakan untuk tujuan yang benar. Apapun jabatan yang engkau pegang, lihatlah jabatan tersebut digunakan dengan cara bermartabat. Seorang tukang sol sepatu yang menjahit sepatu menjalankan pekerjaannya sama bermartabatnya dengan pekerjaan seorang perdana mentri yang mengurus negara. Maka dari itu, setiap orang harus menjalankan kewajibannya dengan baik. Dalam hal ini tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Untuk setiap orang, pekerjaannya adalah sebagai sumber kebanggaan. Karena itu, jalankan kewajibanmu dengan setulus hati. Setiap orang harus diliputi dengan perasaan ini. Engkau seharusnya memastikan bahwa engkau menjalankan pekerjaanmu dengan baik tanpa adanya kelalaian dan cela. Ketika setiap orang menjalankan kewajibannya dengan semangat ini, maka kesejahtraan dunia secara keseluruhan otomatis akan terjamin. Banyak orang mengatakan bahwa mereka menginginkan kesejahtraan bagi semuanya di dunia, namun tidak melakukan apapun untuk mewujudkannya. Mereka hanya peduli pada kesejahtraan diri mereka sendiri. Itu sama sekali bukanlah sikap yang benar. 


- Divine Discourse, 7 April 1997.

Jalankan kewajiban yang Tuhan telah tetapkan dengan kemampuanmu yang terbaik, dan sesuai dengan hati nuranimu. Itu adalah bentuk ibadah yang paling berharga.

Thought for the Day - 2nd January 2025 (Thursday)

All the accomplishments and acquisitions in this world are transient and impermanent; lured by them, men get inflated and ultimately court ruin. Hence, giving up the notions of one's own doership, man must regard God alone as the doer. He is the giver, He is the recipient and He is also the object that is given. Time is the very form of God. Birth and death are encompassed by Time. Everyone, therefore, should regard Time as Divine and utilise it for performing sacred actions. You should not waste a single moment. Time wasted is life wasted. The fruits of your actions are determined by Time. All your experiences are the results of your actions, whether it is happiness or sorrow, affluence or poverty. Hence, good and bad depend on what you do. As are your actions, so are the fruits thereof. The way you utilise your time determines the outcome. Hence, this new year, which is a form of the Divine, should be put to right use. 


- Divine Discourse, 01 Januari 1991.

Fill your time with good actions. There is no greater sadhana than this.



Semua bentuk pencapaian dan perolehan di dunia ini adalah bersifat sementara dan tidak kekal; tergoda oleh pencapaian ini, manusia menjadi sombong dan pada akhirnya menuju kehancuran. Oleh karena itu, dengan melepaskan gagasan sebagai pelaku, manusia harus menganggap Tuhan sebagai satu-satunya pelaku. Tuhan adalah sang pemberi, Tuhan adalah yang menerima pemberian dan Tuhan juga adalah objek yang diberikan. Waktu adalah wujud Tuhan itu sendiri. Kelahiran dan kematian diliputi oleh waktu. Setiap orang, maka dari itu harus melihat waktu sebagai Tuhan serta menggunakannya untuk melakukan perbuatan yang suci. Engkau seharusnya tidak menyia-nyiakan satu momen pun. Waktu yang terbuang adalah hidup yang terbuang. Buah dari perbuatanmu ditentukan oleh waktu. Semua pengelamanmu adalah hasil dari perbuatanmu, apakah itu adalah kebahagiaan atau penderitaan, kekayaan atau kemiskinan. Karena itu, kebaikan dan keburukan tergantung dari apa yang engkau lakukan. Sebagaimana perbuatanmu maka begitulah buah yang engkau akan dapatkan. Cara engkau menggunakan waktumu menentukan hasilnya. Karena itu, tahun baru ini yang mana merupakan wujud dari Tuhan, harus dipergunakan dengan cara yang benar. 


- Divine Discourse, 01 Januari 1991.

Isilah waktumu dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Tidak ada sadhana yang lebih hebat daripada hal ini. 

Wednesday, January 1, 2025

Thought for the Day - 1st January 2025 (Wednesday)

The eyes should see only what is good. The hands should be engaged in good actions. The ears should hear no evil and listen only to what is good. Talk no evil. Talk only what is good. Think no evil. Think what is good. Do no evil. Do what is good. This is the way to God. The eyes should see only sacred objects. The whole world will be transformed when your vision becomes holy. This is New Year Day according to the Gregorian calendar. We have other New Year days according to the practice in different parts of the country. There is no need to bother about the year as such. Devote every moment to actions that will please God. Develop love for God, which will confer every blessing on you. On this New Year Day I wish you all every happiness and prosperity. The ancients used to bless those who come to them with long life of 100 years and good health. They wished the people long life so that they may lead worthy lives. Lead a long life, happy life, peaceful life, loving life and divine life. Redeem your lives by practicing Divine Love. 


- Divine Discourse, Jan 01, 1998.

Start a novel and divine life in this new year. Give up all the old unsacred feelings. Cultivate Divine feelings.



Mata harus hanya melihat yang baik saja. Tangan harus digunakan dalam melakukan perbuatan yang baik. Telinga jangan mendengarkan yang buruk dan hanya mendengarkan yang baik saja. Jangan berbicara yang buruk. Hanya berbicara yang baik saja. Jangan berpikir yang buruk. Pikirkan hal yang baik saja. Jangan berbuat jahat. Lakukan yang baik saja. Ini adalah jalan menuju Tuhan. Mata harus hanya melihat hal-hal yang suci saja. Seluruh dunia akan berubah ketika pandangamu menjadi suci. Tahun baru ini sesuai dengan kalender Gregorian. Kita juga memiliki tahun baru lain sesuai dengan tradisi yang dijalankan di berbagai daerah lain di negara ini. Tidak ada gunanya memusingkan tahun seperti itu. Bhakta dalam setiap momen bertindak untuk menyenangkan Tuhan. Pupuklah kasih untuk Tuhan, yang mana akan memberikan setiap karunia untukmu. Dalam tahun baru ini, Aku mendoakan agar engkau semuanya berbahagia dan sejahtera. Para leluhur dahulu memberkati mereka yang datang dengan panjang umur sampai 100 tahun dan Kesehatan yang baik. Mereka mendoakan orang-orang berumur panjang sehingga mereka dapat menjalani hidup yang bermakna. Semoga panjang umur, hidup bahagia, hidup penuh kedamaian, hidup penuh kasih dan ilahi. Sucikan hidupmu dengan mempraktekkan kasih Tuhan. 


- Divine Discourse, 01 Januari 1998.

Mulailah hidup baru yang penuh berkah dan Ilahi di tahun baru ini. Lepaskan semua perasaan-perasaan yang tidak suci. Pupuk perasaan-perasaan ilahi. 

Thought for the Day - 31st December 2024 (Tuesday)

Embodiments of love! Many pray to God all over the world. They pray for the realisation of worldly desires of one kind or another. This is not the right kind of prayer. You should pray to God for the grace of His love. That love is everlasting. It is infinite. God has another attribute. He is the embodiment of bliss. He is Sat-Chit-Ananda (Being-Awareness-Bliss). Pray to God to confer that bliss on you. God's bliss is boundless and everlasting. All mundane pleasures are transient and ephemeral. Only he is a true devotee who prays to God for His love and bliss. One who prays for other trivial things is no devotee at all. Worldly benefits come and go. They are not the things for which you should pray. Seek what is eternal. Pray for God's love and bliss. Seek to realise your Divinity. Then you will experience the Divine in the entire cosmos. You will experience the bliss that fills the universe. 


- Divine Discourse, Apr 07, 1997.

If you secure the love of God, you can secure anything.



Perwujudan kasih! Banyak orang berdoa kepada Tuhan di seluruh dunia. Mereka berdoa untuk pemenuhan keinginan duniawi dalam berbagai bentuk. Ini bukanlah jenis doa yang benar. Engkau seharusnya berdoa pada Tuhan untuk karunia berupa kasih-Nya. Kasih Tuhan adalah bersifat abadi dan tidak terbatas. Tuhan memiliki sifat yang lain dimana Tuhan adalah perwujudan dari kebahagiaan. Tuhan adalah Sat-Chit-Ananda (Kebenaran-Kesadaran-Kebahagiaan). Berdoalah kepada Tuhan agar menganugerahkanmu dengan kebahagian itu. Kebahagiaan Tuhan adalah tidak terbatas dan kekal. Semua bentuk kesenangan duniawi adalah bersifat sementara dan fana. Hanya dia yang merupakan bhakta sejati yang berdoa kepada Tuhan untuk kasih dan kebagaiaan-Nya. Seseorang yang berdoa untuk hal-hal yang bersifat sepele sama sekali bukanlah bhakta. Keuntungan duniawi bersifat datang dan pergi. Semuanya itu bukanlah hal-hal yang engkau harus doakan. Carilah apa yang bersifat kekal. Berdoalah untuk kasih dan kebahagiaan Tuhan. Berusahalah untuk menyadari kualitas keilahianmu. Kemudian engkau akan mengalami keilahian dalam seluruh kosmos. Engkau akan mengalami kebahagiaan yang meliputi semesta. 


- Divine Discourse, 7 April 1997.

Jika engkau mendapatkan kasih Tuhan, maka engkau mendapatkan segalanya.