Few people understand the true significance of festivals like Sankranti. Man cannot secure enduring bliss through physical pleasures. He must discover that the source of this bliss is within himself. Sankranti enables man to make this discovery, like a man carrying his spectacles on his forehead searches for it everywhere and discovers to his joy that it has been with him all along. The Divine is not anywhere else. It is enshrined in one's heart. Hence, the man who seeks the Divine within his heart redeems himself. He then attains liberation. All external spiritual exercises are of temporary value. They should be internalised to experience lasting bliss. All mental exercises also leave the heart unaffected. In the nine paths of devotion, beginning with listening to sacred things and ending with Atma-nivedanam (total surrender of the self), the last is the most important. After Atma-nivedanam there is no need for any other effort. Sankranti gives the call for this total surrender!
- Divine Discourse, Jan 15, 1996.
Love within you should be merged with the Divine Love. There lies the bliss.
Hanya sedikit orang yang memahami makna sesungguhnya dari perayaan seperti _Sankranti_. Manusia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan yang bersifat abadi melalui kesenangan fisik. Manusia harus mengungkapkan bahwa sumber dari kebahagiaan ini ada di dalam dirinya sendiri. _Sankranti_ memungkinkan manusia untuk membuat penemuan ini, seperti seseorang yang menaruh kacamata di dahinya sendiri dan dia mencari kacamatanya kemana-mana dan akhirnya mendapatkan kegembiraan bahwa kacamatanya itu telah bersamanya selama ini. Tuhan tidak ada di tempat lain. Tuhan bersemayam di dalam hati setiap orang. Oleh karena itu, manusia yang mencari Tuhan di dalam hatinya akan menyelamatkan dirinya. Dia sendiri akan mencapai pembebasan. Semua latihan spiritual eksternal hanya memiliki nilai sementara. Semua latihan spiritual itu harus diinternalisasi untuk mengalami kebahagiaan yang abadi. Semua latihan mental juga tidak menyentuh hati. Dalam Sembilan jalan _bhakti_, diawali dengan mendengarkan hal-hal yang suci dan diakhiri dengan _Atma-nivedanam_ (sepenuhnya berserah diri pada diri sejati), yang paling terakhir adalah paling penting. Setelah _Atma-nivedanam_ maka tidak diperlukan lagi usaha lainnya. Sankranti menyerukan penyerahan diri sepenuhnya ini!
- Divine Discourse, 15 Januari 1996.
Kasih yang di dalam dirimu harus menyatu dengan kasih Tuhan. Karena disana terdapat kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment