Friday, April 12, 2024

Thought for the Day - 12th April 2024 (Friday)

Today there are many who do not attach any importance to namasmarana (contemplation on the Divine Name). It is a great mistake. “In this Age of Kali only chanting of the divine name can redeem your lives. There is no other refuge.” (Sanskrit sloka) Singing the glory of the Lord is highly sacred. Let each and every street reverberate with the singing of divine glory. Let each and every cell of your body be filled with divine name. Nothing else can give you the bliss, courage and strength that you derive from namasmarana. Even if some people make fun of you, do not bother about it. People may say, “He is an I.A.S. officer. How is it that he is also doing namasmarana?” Whoever has a heart has the right to do namasmarana. Heart is the same in everyone. What is wrong if an I.A.S. officer does namasmarana? Be he young or old, rich or poor, everybody has to do namasmarana. Only fools make fun of people doing namasmarana. Do namasmarana with full mind and total dedication. 


- Divine Discourse, Apr 14, 2002.

Your lives will be redeemed only when you contemplate on the Divine Name incessantly.


Hari ini ada banyak yang tidak terhubung betapa pentingnya namasmarana (kontemplasi pada nama suci Tuhan). Ini adalah kesalahan yang sangat besar. “Pada jaman Kali hanya dengan melantunkan nama suci Tuhan yang dapat menyelamatkan hidupmu. Tidak ada tempat perlindungan lainnya.” (sloka Sanskrit) Mengkidungkan kemuliaan Tuhan adalah sangat begitu suci. Biarlah setiap jalan bergema dengan lantunan kemuliaan nama suci Tuhan. Biarkan setiap bagian sel dalam tubuhmu dipenuhi dengan nama suci Tuhan. Tidak ada yang lainnya dapat memberikanmu kebahagiaan, keberanian dan kekuatan yang engkau dapatkan dari namasmarana. Bahkan jika beberapa orang mengolok-olokmu, jangan menjadi terganggu dengan hal itu. Beberapa orang mungkin berkata, “dia adalah aparatur sipil negara (ASN), bagaimana dia juga melakukan namasmarana?” siapapun yang memiliki hati maka memiliki hak untuk melakukan namasmarana. Hati adalah sama dalam diri setiap orang. Apa salahnya jika seorang ASN melakukan namasmarana? Apakah dia muda atau tua, kaya atau miskin, setiap orang harus melakukan namasmarana. Hanya mereka yang dungu yang mengolok-olok orang yang melakukan namasmarana. Kerjakan namasmarana dengan pikiran penuh dan dedikasi total. 


- Divine Discourse, Apr 14, 2002.

Hidupmu akan diselamatkan hanya ketika engkau merenungkan nama suci Tuhan tanpa henti.

Thought for the Day - 11th April 2024 (Thursday)

The Ramzan month is set apart for the holy task of bringing into memory and practising the teachings that Hazrath Muhammad conveyed, and attaining that stage of unity and purity which is truly Divine. With the darshan (vision) of the New Moon, the Ramzan fast begins and when the New Moon is seen again, the fast ends. 'Fast' does not consist in merely desisting from food and drink. The fast starts at sunrise and is broken only after sunset and is observed most rigorously. Waking as early as three or four, in the brahma muhurta, prayer is started, and throughout the day, the constant presence of God is sought to be experienced. This is the meaning of Upavasa (fast). Also, during the Ramzan month, rivalry is avoided, and hatred is suspended. Husband and wife live apart though in the same home, mother and children both follow the same spiritual regimen and an atmosphere of brotherhood is maintained. The body, the senses and the mind are subject to rigorous discipline. Periods of fast comprising a month are prescribed in all religions. 


- Divine Discourse, Jul 12, 1983.

Islam is a word which denotes not a particular religion but a state of mind, the state of total surrender to the Will of God.


Bulan Ramadhan dikhususkan untuk tugas suci dalam mengingat dan menjalankan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, dan mencapai tahapan kesatuan dan kemurnian yang sesungguhnya adalah ilahi. Dengan darshan (penglihatan) bulan baru, puasa Ramadhan dimulai dan ketika bulan baru terlihat kembali, puasa berakhir. 'Puasa' tidak mengacu pada hanya pada berhenti dari makanan dan minuman. Puasa mulai pada pagi hari dan dibuka hanya setelah matahari terbenam serta dijalankan dengan sangat ketat. Bangun pagi lebih awal di pukul tiga atau empat, saat brahma muhurta, dimulai dengan doa, dan sepanjang hari, kehadiran Tuhan secara terus menerus dicari agar dapat dialami. Ini adalah makna dari Upavasa (puasa). Selain itu, di bulan Ramadhan persaingan dihindari, dan kebencian dihilangkan. Suami dan istri hidup terpisah walaupun ada dalam satu rumah, ibu dan anak keduanya mengikuti pola spiritual yang sama dan suasana persaudaraan dijaga. Tubuh, Indera dan pikiran tunduk pada disiplin yang ketat. Periode puasa satu bulan diwajibkan dalam semua agama. 


- Divine Discourse, Jul 12, 1983.

Islam adalah sebuah kata yang tidak menunjukkan pada agama tertentu namun sebuah keadaan pikiran, keadaan berserah sepenuhnya pada kehendak Tuhan.


Thought for the Day - 10th April 2024 (Wednesday)

Pure and pious qualities are immanent in man. He should manifest these inherent pure feelings and not the animal and artificial qualities. But man today is going down-hill morally. With all these contrived situations, the world has become a morose and lifeless place. If money is lost, it can be earned again. If health is lost, it may be possible to regain it. But if time is lost, it can never be regained. So, man should utilise the time at his disposal in the right manner. Money decreases only when you spend it. But man’s lifespan decreases on its own with the passage of time. Every individual should be aware of the sharp scimitar called time hanging over his head ever ready to strike. You should be careful. You should not become its victim. Time wasted cannot be regained. It is not like health and money, which can be regained. Embodiments of Love! To sanctify time, you should take up virtuous actions. Good actions are the result of good feelings only. You should cultivate such pure and divine feelings. 


- Divine Discourse, Mar 05, 2000.

Develop the inward vision and taste the bliss it gives for at least half a minute every day; that will surely confer on you great strength and security.


Kualitas yang luhur dan murni terpendam di dalam diri manusia. Manusia seharusnya mewujudkan perasaan-perasaan murni yang melekat ini dan bukannya kualitas binatang dan palsu. Namun manusia pada saat sekarang secara moral mengalami kemerosotan. Dengan semua situasi yang dibuat-buat ini, dunia telah menjadi sebuah tempat yang muram dan tidak bernyawa. Jika kehilangan uang, uang dapat diperoleh kembali. Jika kehilangan kesehatan, masih ada kemungkinan untuk mendapatkannya kembali. Jika waktu telah hilang, maka waktu tidak pernah bisa diperoleh kembali. Jadi, manusia seharusnya menggunakan waktu yang dimilikinya dengan cara yang benar. Uang menjadi berkurang hanya ketika dibelanjakan. Namun usia hidup manusia berkurang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Setiap individu seharusnya menyadari pedang tajam yang disebut waktu yang tergantung di atas kepalanya yang selalu siap untuk memotong. Engkau seharusnya berhati-hati. Engkau seharusnya tidak menjadi korban. Waktu yang disia-siakan tidak bisa diperoleh kembali. Waktu tidak sama dengan kesehatan dan uang, yang mana dapat diperoleh kembali. Perwujudan kasih! Untuk menyucikan waktu, engkau seharusnya melakukan perbuatan yang luhur dan mulia. Perbuatan baik adalah hasil dari perasaan baik saja. Engkau seharusnya memupuk perasaan yang suci dan Ilahi tersebut. 


- Divine Discourse, Mar 05, 2000.

Kembangkan pandangan ke dalam diri dan rasakan kebahagiaan yang diberikan setidaknya setengah menit setiap hari; itu pasti akan menganugerahkan padamu kekuatan dan keamanan yang luar biasa.

Thought for the Day - 9th April 2024 (Tuesday)

Look within and experience God, who’s present in your heart. That’s real Ugadi. Realise that God is present everywhere. God is one, though people worship Him by many names. There can be many sweets like gulab jamun, mysore pak, and jilebi, but sugar in all is the same. There may be differences in names and forms of people, but Divinity immanent in all is the same. Truth is one, wise refer to it by various names (Ekam sat viprah bahuda vadanti). You see a picture of Krishna wearing a crown with a peacock feather or that of Siva with a third eye. These are mere pictures of God. God has no form. He is beyond all names and forms. Therefore, do not limit God to any name and form. Do not have the false notion that God is present only at this place or that place. Contemplate on God who is present in your heart, and earn His grace. Right from this sacred day of Ugadi, see God in everyone. Whomsoever you come across, offer your salutations to them, considering them as an embodiment of God. 


- Divine Discourse, Mar 16, 2010.

Recognise that you all are the reflections of the Divine. Then you will not hate anyone or feel jealous of anyone; you will be free from egotism


Lihatlah ke dalam diri dan alami Tuhan yang bersemayam di dalam hatimu. Itu adalah perayaan Ugadi yang sesungguhnya. Sadari bahwa Tuhan hadir di setiap tempat. Tuhan adalah satu, walaupun manusia memuja Tuhan dengan banyak nama. Ada banyak nama untuk permen seperti gulab jamun, mysore pak, dan jilebi, namun gula yang ada di dalam semua permen itu adalah sama. Ada banyak perbedaan dalam nama dan wujud manusia, namun keilahian yang terpendam di dalam semuanya adalah sama. Kebenaran adalah satu, mereka yang bijaksana mengacu kebenaran dengan berbagai nama (Ekam sat viprah bahuda vadanti). Engkau melihat gambar Krishna memakai mahkota dengan bulu merak atau melihat gambar Siva dengan tiga mata. Ini hanyalah gambar Tuhan. Tuhan tidak memiliki wujud. Tuhan adalah melampaui semua nama dan wujud. Maka dari itu, jangan membatasi Tuhan pada nama dan wujud tertentu saja. Jangan memiliki gagasan yang salah bahwa Tuhan hanya ada pada satu tempat tertentu saja. Pusatkan pikiran pada Tuhan yang bersemayam di dalam hatimu, dan dapatkan karunia-Nya. Mulai dari perayaan suci Ugadi, lihatlah Tuhan dalam diri setiap orang. Siapapun yang engkau temui, persembahkan rasa hormatmu kepada mereka, anggaplah mereka sebagai perwujudan Tuhan. 


- Divine Discourse, Mar 16, 2010.

Sadari bahwa engkau semua adalah refleksi dari Tuhan. Kemudian engkau tidak akan membenci siapapun atau merasa iri hati kepada siapapun; engkau akan bebas dari egoisme


Thought for the Day - 8th April 2024 (Monday)

Do not fritter away your energies playing the silly game of gaining and losing, gathering and scattering, winning temporary fame, fortune and felicity. Go, straight on the royal road that leads to self-realisation, and don't stray into the bylanes of counterfeit bliss. This does not mean that you have to give up kith and kin and foot it all alone. The community in which you find yourself is the arena where you can win the victory, the gymnasium where you develop the skill to win. The spiritual journey lies through compassion, sympathy, mutual help, and service, and these are fostered by society and are to be used for society. If you love another person, you will not covet lordship over him; you will not covet his property; you will have no envy when he prospers, and no joy when he suffers. Love is the strongest antidote for greed. This, therefore, is the fundamental spiritual discipline: give love and receive love. 


- Divine Discourse, Mar 06, 1970.

Love lives by giving and forgiving; Self lives by getting and forgetting


Jangan menyia-nyiakan energimu memainkan permainan konyol untung dan rugi, mengumpulkan dan menghamburkan, memenangkan ketenaran, keberuntungan dan suka cita yang sementara. Berjalanlah lurus di jalan megah yang menuntun pada kesadaran diri sejati, dan tidak tersesat ke dalam kebahagiaan yang palsu. Hal ini tidak berarti bahwa engkau harus melepaskan sanak saudara dan menanggung semuanya sendirian. Masyarakat dimana kamu berada adalah sebuah gelanggang dimana engkau bisa memperoleh kemenangan, ruang olahraga dimana engkau dapat mengembangkan keahlian untuk menang. Perjalanan spiritual terdapat pada welas asih, simpati, saling menolong dan pelayanan, semuanya ini dipupuk oleh masyarakat dan digunakan untuk masyarakat. Jika engkau mengasihi orang lain, engkau tidak akan menginginkan kekuasaan atas dirinya; engkau tidak akan mendambakan kekayaannya; engkau tidak akan memiliki iri hati ketika dia sejahtera, dan tidak bergembira ketika dia menderita. Kasih adalah obat penawar terampuh bagi ketamakan. Maka dari itu, ini adalah disiplin spiritual yang mendasar yaitu memberi kasih dan menerima kasih. 


- Divine Discourse, Mar 06, 1970.

Kasih ada dari memberi dan memaafkan; Ego ada dengan mengambil dan melupakan


Thought for the Day - 6th April 2024 (Saturday)

In the world, there is on the one side the attraction of the Preyo-Marga (path of pleasure) and on the other, the Sreyo-Marga (path of purpose). Those who seek the pleasures of the senses take to the Preyo-Marga. Only the spiritually wise, who are indifferent to the fleeting mundane pleasures derived from the senses, and who are austere and pure-hearted, pursue the Sreyo-Marga. There is another path, which transcends both. These two paths encompass all the possible desires of human beings. The quality of Anapeksha goes beyond both of them. Anapeksha is described as being free from desires. But this is not wholly correct. It is when a man gives up the feeling, "I am the doer" and "I am the experiencer," that true Anapeksha emerges. This means that the conceit of doership and the sense of enjoyment of desired things should be wholly renounced. This is the true state of Anapeksha (desirelessness). It is only when all actions are done as an offering to God that Anapeksha prevails. When such a feeling fills the heart of the devotee, the Divine confers beatitude on him. Such a devotee is dear to the Lord. 


- Divine Discourse, Nov 20, 1990

When you offer all your actions to God, your heart will become sacred. With a sacred heart, you can lead a peaceful life.


Di dunia, ada satu sisi daya tarik dari Preyo-Marga (jalan kesenangan) dan di sisi lainnya adalah Sreyo-Marga (jalan mengarah pada tujuan). Bagi mereka yang mencari kesenangan dari Indera akan menempuh jalan Preyo-Marga. Hanya mereka yang bijak secara spiritual, mereka yang acuh terhadap kesenangan duniawi yang bersifat sementara yang berasal dari indera, dan bagi mereka yang teguh dan berhati murni, mereka semua menempuh jalan Sreyo-Marga. Ada jalan yang lainnya yang mana melampaui keduanya. Kedua jalan ini mencakup semua keinginan manusia. Kualitas dari Anapeksha melampaui keduanya. Anapeksha dijelaskan sebagai yang bebas dari keinginan. Namun makna ini tidak sepenuhnya benar. Hanya ketika manusia melepaskan perasaan, "aku adalah pelaku " dan "aku adalah yang menikmati," makna sesungguhnya dari Anapeksha itu muncul. Ini berarti bahwa kesombongan perasaan sebagai pelaku dan penikmat dari hal-hal yang diinginkan sepenuhnya harus dilepaskan. Ini adalah keadaan sesungguhnya dari Anapeksha (tanpa keinginan). Hanya ketika semua perbuatan dilakukan sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan maka disanalah muncul Anapeksha. Ketika perasaan seperti itu mengisi hati dari bhakta, maka Tuhan akan menganugerahkan kebahagiaan padanya. Bhakta yang seperti itu adalah yang disayang oleh Tuhan. 


- Divine Discourse, Nov 20, 1990

Ketika engkau mempersembahkan semua perbuatanmu kepada Tuhan, hatimu akan menjadi suci. Dengan hati yang suci, engkau dapat menjalani hidup yang penuh kedamaian.


Thought for the Day - 5th April 2024 (Friday)

To maintain equanimity in pleasure and pain or praise and blame is a difficult proposition. It cannot be achieved by scholarship. One may wonder how this is possible for mankind to maintain such equanimity. You should ask who is the one that criticises and who is the one that is criticised. If you consider that it is the body that is criticised, then it is good. Because we ourselves condemn the body as a container of foul material like urine, faecal matter, etc. and made up of merely the five elements. While so, why should you be affected by the criticism of another? If it is Atma that is criticised, the same Atma is present in both - the person who is criticising and the one that is criticised. So this means he is criticising himself! Both praise and blame pertain only to the body - one must recognise this truth and conduct oneself accordingly. If you consider that the other person is criticising you, that means you are accepting the contents thereof. If you say you are not the one being criticised, you do not receive it, it goes back to the sender.


- Divine Discourse, Apr 25, 1998.

More than listening to a hundred lectures or delivering them to others, offering one act of genuine seva attracts the grace of God.


Untuk menjaga keseimbangan batin pada saat suka dan duka cita atau saat dipuji dan dicela adalah sebuah konsep yang sulit. Ini tidak bisa dicapai dengan pendidikan. Seseorang mungkin heran bagaimana ini mungkin bagi manusia untuk menjaga keseimbangan batin seperti itu. Engkau seharusnya bertanya siapa yang memberikan kritik dan siapa yang dikritik. Jika engkau menyadari bahwa tubuh ini yang dikritik, maka itu adalah baik. Karena kita sendiri menganggap tubuh sebagai wadah dari bahan-bahan kotor seperti kencing, kotoran, dsb yang hanya tersusun dari lima unsur. Jika demikian, mengapa engkau harus terpengaruh dengan kritikan dari orang lain? Jika Atma yang dikritik, sedangkan Atma yang sama juga ada pada keduanya – pada orang yang mengkritik dan pada orang yang dikritik. Jadi hal ini berarti dia sedang mengkritik dirinya sendiri! Keduanya baik pujian dan celaan hanya berkaitan dengan tubuh – seseorang harus menyadari kebenaran ini dan bertindak sesuai dengan itu. Jika engkau menganggap bahwa orang lain sedang mengkritikmu, itu berarti bahwa engkau sedang menerima isinya. Jika engkau berkata bahwa engkau bukanlah seseorang yang sedang dikritik, maka engkau sedang tidak menerimanya, maka kritikan itu akan kembali pada yang memberikan kritikan. 


- Divine Discourse, Apr 25, 1998.

Lebih dari sekedar mendengarkan ratusan wacana atau menyampaikannya kepada orang lain, persembahkan satu tindakan seva yang murni yang menarik Rahmat Tuhan.