Saturday, January 31, 2009

Thought for the Day - 31st January 2009 (Saturday)


Mathru Devo Bhava, Pithru Devo Bhava (Revere your mother and father as God). You must understand that parents are verily God. If you make your parents happy, the whole world will be happy. It is meaningless to worship God without revering one's own parents. First of all, offer worship to your mother as she is the one who has given you birth. It is because of the nobility of the mother that the children attain good fortune. The parents have given you their blood, their wealth and have brought you up with great love and care, sparing no pains. So, you must love your parents and be grateful to them. That is true Bhakti (devotion). There is no greater Bhakti than this.

Mathru Devo Bhava, Pithru Devo Bhava (Pujalah ibu dan ayahmu seperti Tuhan). Kalian harus memahami bahwa orang tua adalah benar-benar Tuhan. Jika engkau bisa membuat orang tuamu senang, maka seluruh dunia akan merasa senang. Pemujaan kepada Tuhan menjadi tidak bermakna tanpa adanya pemujaan kepada kedua orang tua kandung. Pertama-tama, persembahkanlah pemujaanmu kepada ibumu karena beliau telah melahirkanmu. Hanya karena kemuliaan dari seorang ibu maka anak-anak mendapatkan keberuntungan yang baik. Orang tua telah memberikanmu darah mereka, kekayaan mereka dan telah membesarkanmu dengan kasih dan perhatian yang besar, bekerja tanpa kenal lelah. Jadi, engkau harus mencintai orang tuamu dan berterima kasih kepada mereka. Itulah ciri dari bhakti yang sejati. Tidak ada bhakti yang lebih besar daripada ini.

-BABA

Thursday, January 29, 2009

Thought for the Day - 30th January 2009 (Friday)


Even the most comfortable house equipped with all the luxuries man craves for, cannot endow one with Shanti (peace and contentment). That can be won only by surrender to God, who is the very core of one's being. God is the source of contentment. Attaining Him, the spirit can be immersed in joy. God alone feeds all with Ananda (bliss). If God is not shining in the firmament of the heart, how can one even live?

Bahkan rumah yang paling megah yang dilengkapi dengan semua kebutuhan manusia yang diidamkannya, tidak dapat menganugrahkan seseorang dengan Shanti (kedamaian dan ketenangan hati). Shanti hanya dapat diraih dengan berserah diri secara total kepada Tuhan, Beliau yang merupakan inti dari setiap makhluk hidup. Tuhan adalah sumber dari ketenangan hati. Mencapai-Nya, maka jiwa akan terbenam dalam kebahagiaan. Tuhan sendiri yang akan menyuapi semuanya dengan Ananda (kebahagiaan). Jika Tuhan tidak bersinar di dalam cakrawala hati, bagaimana seseorang dapat hidup?

-BABA

Wednesday, January 28, 2009

Thought for the Day - 29th January 2009 (Thursday)


If you earn the wealth of pure love, you become the richest person in the world. He who is contented is the richest man in the world and the one who has many desires is the poorest man in the world. Today, man is filled with desires from top to toe. As long as one has desires, one can never be happy and peaceful. Give up desires and see for yourself how much love and bliss you get. The bliss you experience will be far superior to all the happiness you have experienced before. All the bliss is within you. But you are imagining that it is outside. What is outside is only the reflection, reaction and resound of what is within you.

Jika engkau mendapatkan kekayaan berupa cinta kasih yang murni, engkau akan menjadi orang yang paling kaya di dunia. Dia yang dipuaskan dengan sebutan sebagai orang yang paling kaya di dunia dan seseorang yang mempunyai banyak keinginan adalah orang yang paling miskin di dunia. Saat sekarang, manusia dipenuhi dengan keinginan mulai dari ujung kepala sampai pada jari kaki. Selama seseorang memiliki keinginan, maka seseorang tidak akan pernah menjadi senang dan damai. Lepaskanlah keinginan dan lihatlah pada dirimu berapa banyak kasih dan kebahagiaan yang engkau dapatkan. Kebahagiaan yang engkau alami akan jauh lebih besar daripada kesenangan yang pernah engkau alami sebelumnya. Semua kebahagiaan itu ada di dalam dirimu. Namun engkau membayangkannya ada di luar dirimu. Apa yang ada di luar hanyalah pantulan, reaksi dan gema terhadap apa yang ada di dalam dirimu.

-BABA

Tuesday, January 27, 2009

Thought for the Day - 28th January 2009 (Wednesday)


Sadhana (spiritual practice) must be done with complete faith and without any room for doubt. Cultivate love for God. There is nothing greater than that. As your love grows stronger, the Spirit in you will shine brighter. Spiritual growth calls for restraint on desires. In addition, you also have to get rid of attachments and aversions. The three great enemies of man are Kama (desire), Krodha (anger) and Lobha (greed). Desire destroys devotion, anger annihilates wisdom, and greed poisons every action. These three vices are deleterious to Sath-Karma (good deeds), Upasana (devotion) and Jnana (spiritual wisdom). The only way to get rid of them is to burn them in Prema-Agni (the fire of Divine Love).


Sadhana (latihan spiritual) harus dilakukan dengan keyakinan yang mantap dan tidak adanya ruang untuk keraguan. Tingkatkan kasih pada Tuhan. Tidak ada yang lebih agung serta mulia daripada ini. Ketika kasihmu berkembang semakin kuat, maka jiwa yang ada di dalam dirimu akan bersinar semakin terang. Pertumbuhan spiritual meminta adanya pengendalian pada keinginan. Sebagai tambahan, engkau juga harus bebas dari keterikatan dan kebencian. Tiga musuh besar dari manusia adalah Kama (keinginan), Krodha (kemarahan) dan Lobha (kerakusan). Keinginan menghancurkan rasa bhakti, kemarahan menghancurkan kebijaksanaan, dan kerakusan meracuni setiap tindakan. Ketiga sifat buruk ini mengganggu Sath-Karma (perbuatan baik), Upasana (bhakti) dan Jnana (kebijaksanaan spiritual). Jalan satu-satunya untuk melepaskan sifat buruk itu adalah membakarnya dalam Prema-Agni (api dari kasih Tuhan).

-BABA

Monday, January 26, 2009

Thought for the Day - 27th January 2009 (Tuesday)

The attainment of the Absolute does not depend solely on mastery of Brahmavidya (spiritual knowledge). It is beyond the reach of mere study, scholarship or intellectual quest. It is only by Upasana (spiritual practice or worship) that it can be realized. If a scholar with all the weight of learning also gets immersed in Upasana, his life is indeed sanctified.


Proses untuk mencapai yang absolut tidak hanya semata-mata bergantung pada penguasaan pada Brahmavidya (pengetahuan spiritual). Hal ini jauh melampaui daripada hanya melulu pada proses belajar, kesarjanaan, penelitian dalam bentuk intelektual. Hanya dengan Upasana (praktek spiritual atau pemujaan) maka yang Absolut dapat dicapai. Jika para sarjana dengan semua pengetahuan yang dimiliki juga terbenam dalam Upasana, maka hidupnya akan benar-benar disucikan.

-BABA

Sunday, January 25, 2009

Thought for the Day - 26th January 2009 (Monday)


If you want peace to reign in the world, then you should first develop peace in yourself. Where is peace? It emanates from our heart. The heart is the source of peace, truth, righteousness and love. You are ignoring the heart and are searching for peace in the external world. Only when you fill your heart with love will there be peace in the world. Whatever work you do, do it with love. The world is in turmoil today as man lacks pure love. Peace will reign supreme in this world only when man develops pure love.

Jika engkau ingin mendapatkan kedamaian di dunia, maka pertama-tama engkau harus mengembangkan kedamaian di dalam dirimu. Dimanakah kedamaian itu? Kedamaian berasal dari hati kita. Hati merupakan sumber dari kedamaian, kebenaran, kebajikan dan kasih. Kalian mengabaikan hati nurani dan sedang mencari kedamaian di dunia luar. Hanya ketika engkau mengisi hatimu dengan kasih maka akan ada kedamaian di dunia. Apapun yang engkau lakukan, lakukanlah dengan kasih. Dunia pada saat sekarang ada dalam kekacauan karena manusia kurang memiliki kasih yang murni. Kedamaian akan menjadi penguasa yang tertinggi di dunia hanya ketika manusia mengembangkan kasih yang murni dan suci.

-BABA

Saturday, January 24, 2009

Thought for the Day - 25th January 2009 (Sunday)


The mind should be turned away from mundane desires by constant contemplation on God. That is the way to transcend the dualities of pain and pleasure. Man has to wake up from the sleep of ignorance and realize his divine essence. Men today are filled with fear because they have no confidence in themselves. A bird can brave a storm because it has faith in its wings. But man succumbs to the slightest reverses of fortune because he does not rely on the power of the Spirit. People must rely primarily on the power of the Divine. With confidence in the Self, they should devote themselves to good deeds. This is the purpose of life.

Pikiran seharusnya dijauhkan dari keinginan-keinginan duniawi dengan perenungan dan mengingat kemuliaan Tuhan dengan tanpa henti. Inilah cara untuk melampaui dualitas dari penderitaan dan kesenangan. Manusia harus bangun dan bangkit dari tidur panjang kebodohan dan menyadari pokok dari ke-Tuhanan dalam dirinya. Manusia pada saat sekarang diliputi oleh ketakutan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri. Seekor burung dapat berani menghadapi badai karena dia mempunyai keyakinan pada sayap yang dia miliki. Namun manusia menyerah kalah terhadap halangan yang paling kecil karena dia tidak bersandar pada kekuatan dari jiwanya. Orang-orang harus menyandarkan diri terutama dan semata pada kekuatan Tuhan. Dengan adanya kepercayaan pada diri, mereka harus mencurahkan diri mereka dalam perbuatan baik. Inilah tujuan dari kehidupan.

-BABA

Friday, January 23, 2009

Thought for the Day - 24th January 2009 (Saturday)


Attachment to the world can be destroyed only by attachment to the Lord. If you want to adhere to Sathya (truth) and Dharma (righteousness), you must see in every act, the reflection of the Glory of the Atma. Then attachment to the Lord will transmute the attachment to the world in to a pure offering.


Keterikatan pada duniawi hanya dapat dihancurkan dengan keterikatan kepada Tuhan. Jika engkau ingin setia dan taat pada Sathya (kebenaran) dan Dharma (kebajikan), engkau harus melihat pada setiap tindakan sebagai cerminan dari keagungan Atma. Kemudian keterikatan kepada Tuhan akan mengubah keterikatan pada duniawi sebagai persembahan yang suci dan murni.

-BABA