What is the foremost quality of a human being? It is speaking truth. To speak untruth and talk irresponsibly does not behove a human being. If you indulge in useless and indiscriminate talk, how can it be called truth? In fact, truth has to dance on your tongue. Before you speak something, you must enquire whether it is the truth or not. ‘Truth is one, not two.’ If there is duality, it cannot be truth. We have to speak only truth which emerges from our heart. The entire world has emerged from truth and everything merges into truth. The clouds moving in the sky sometimes obscure the Sun. It is not possible to remove the clouds. They just come and go. Once the clouds move away, the resplendent Sun is fully visible. Similarly, it is only when the dark clouds of confusions in our heart are cleared, truth manifests.
Apa kualitas yang utama dari manusia? Yaitu berbicara kebenaran. Berbicara ketidakbenaran dan tidak bertanggung jawab tidak sesuai sebagai seorang manusia. Jika engkau terlibat dalam pembicaraan yang tidak berguna dan sembarangan, bagaimana ini dapat disebut kebenaran? Sejatinya, kebenaran harus menari di atas lidahmu. Sebelum engkau berbicara sesuatu, engkau harus mencari tahu apakah ini adalah kebenaran atau tidak. ‘Kebenaran adalah satu dan bukan dua.’ Jika ada dualitas maka ini tidak bisa disebut dengan kebenaran. Kita harus berbicara hanya kebenaran yang muncul dari dalam hati kita. Seluruh dunia telah muncul dari kebenaran dan segala sesuatu menyatu ke dalam kebenaran. Awan bergerak di atas langit kadang-kadang menutupi matahari. Adalah tidak mungkin melenyapkan awan karena awan hanya datang dan pergi. Sekali awan menjauh maka gemerlapan matahari terlihat sepenuhnya. Sama halnya, hanya ketika awan gelap kebingungan di dalam hati kita di bersihkan maka kebenaran akan mewujudkan dirinya. (Divine Discourse Sep 29, 2006)
-BABA