The ideas and pronouncements of others may often be personal, or they may induce feelings of hatred between people. Why should we accept them as ours and mould our feelings accordingly? We should not try to shape our feelings and patterns of behaviour to conform to those of others. We should not relinquish our faith, our experience, and our innate holiness. We may not always be able to know the reasons for our faith. It originates and is shaped by our own personal likes and dislikes, our own dominant feelings. But we must not become the target for anger, hatred and jealousy and the evil deeds into which they lead us. Cultivate wide and inclusive feelings. Only then the aspirant is entitled to acquire higher learning. Only then you will earn respect in society. Keep far away from narrow, selfish thoughts, feelings, and plans.
Gagasan dan pernyataan dari orang lain mungkin sering bersifat pribadi, atau mereka mungkin menimbulkan perasaan kebencian diantara banyak orang. Mengapa kita harus menerima semuanya itu sebagai milik kita dan membentuk perasaan kita sesuai dengan hal itu? Kita seharusnya tidak mencoba membentuk perasaan kita dan pola tingkah laku untuk menyesuaikan diri dengan mereka. Kita seharusnya tidak melepaskan keyakinan kita, pengalaman kita, dan kesucian bawaan kita. Kita mungkin tidak selalu mampu untuk mengetahui alasan untuk keyakinan kita. Hal itu muncul dan terbentuk dari rasa suka dan tidak suka yang bersifat pribadi, perasaan kita yang bersifat dominan. Namun kita seharusnya tidak menjadi sasaran dari amarah, kebencian, dan kecemburuan dan perbuatan jahat yang akan menuntun kita. Tingkatkan perasaan yang luas dan mencakup semuanya. Hanya dengan demikian para peminat spiritual berhak memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Hanya dengan demikian engkau akan mendapatkan rasa hormat dalam masyarakat. Menjauhlah dari rencana, perasaan, pemikiran yang bersifat sempit dan mementingkan diri sendiri. (Ch 16, Vidya Vahini)
-BABA