Saturday, February 28, 2009

Thought for the Day - 28th February 2009 (Saturday)


God is immanent in the five elements - Earth, Water, Fire, Wind and Ether. Since there is no place in creation where the five elements do not exist, it can be concluded that God is all-pervasive. And yet, why is man unable to experience this divinity? Though water reflects objects, the image, unlike the object, is not steady. Similarly, man cannot be a perfect image of God if he has a wavering mind. Such a mind leads to confusion and depression, and with such a mind, a seeker can never realise the divinity within. What is essential for a steady mind is the control of the five senses and a ceiling on desires.


Tuhan ada di dalam lima unsur - Bumi, Air, Api, Angin dan Ether. Tidak ada tempat di dalam ciptaan-Nya di mana kelima unsur tidak ada, maka dapat disimpulkan bahwa Tuhan dapat menembus segalanya. Namun mengapa manusia tidak mampu untuk mengalami sifat ketuhanan ini? Meskipun air dapat merefleksikan berbagai obyek, namun gambar yang terefleksi oleh air tersebut tidaklah sama dengan obyeknya. Gambar yang tercermin di air tidak stabil dan bergoyang-goyang . Demikian juga, manusia tidak dapat merefleksikan Tuhan secara sempurna jika ia memilki pikiran yang goyah. Pikiran seperti itu mengarah pada kebingungan dan depresi, dan dengan pikiran yang demikian, seorang pencari Tuhan tidak akan mampu menyadari kualitas ketuhanan di dalam dirinya. Untuk dapat membuat pikiranmu kokoh, maka engkau harus mengontrol kelima indera dan membatasi hawa nafsumu.

-BABA

Friday, February 27, 2009

Thought for the Day - 27th February 2009 (Friday)


Permanent happiness can be secured only through one form of Vidya (knowledge) - the Upanishadic Vidya. That is the science of God-realisation, the teachings of Rishis or seers. That alone can save man and grant him peace. There is nothing higher that. Whatever be the subjects you have specialised in for a profession or living, have your eyes always focussed on this Vidya.


Kebahagiaan sejati hanya bisa didapatkan dengan Vidya (pengetahuan)-yaitu Upanishadic Vidya. Inilah pengetahuan tentang realisasi Tuhan, ajaran para resi atau orang suci. Pengetahuan ini bisa menyelamatkan manusia dan memberikan mereka kedamaian. Tidak ada apapun yang lebih tinggi dari hal ini. Apapun keahlianmu dalam pekerjaan atau kehidupan, fokuskanlah matamu hanya pada Vidya ini.

-BABA

Thursday, February 26, 2009

Thought for the Day - 26th February 2009 (Thursday)


Every Bhakta (devotee) hopes to experience the joy of Supreme bliss. But that bliss is not something to be acquired newly, or some new experience to be won by Sadhana (spiritual exercise). It is always with you, in you, only you are not able to taste it now due to the ego which acts as a screen, hiding it from view. One has to rend that veil asunder. Then the ever-existing can be cognised. What comes and goes is the screen of 'I' and 'mine' which covers the bliss.

Setiap Bhakta (pemuja) berharap untuk merasakan kegembiraan dari kebahagiaan ilahi (Tuhan). Tetapi kebahagiaan tersebut bukanlah sesuatu yang baru atau pengalaman yang baru yang bisa dimenangkan dengan Sadhana (latihan rohani). Kebahagiaan itu selalu ada bersamamu, di dalam dirimu, hanya saja engkau tidak mampu merasakannya sekarang karena ego yang menutupinya, menyembunyikannya dari pandanganmu. Engkau harus menyingkap dan menyingkirkan tirai ego tersebut. Dengan demikian, maka kebahagiaan itu akan terlihat. Yang sebenarnya datang dan pergi darimu adalah tirai penutup yang berupa ‘aku’ dan ‘milikku’ yang menutupi kebahagiaan ilahi.

-BABA

Wednesday, February 25, 2009

Thought for the Day - 25th February 2009 (Wednesday)


The Lord sees the inner feelings and not the outer appearance and behaviour. However, you should not neglect the outer behaviour and action; you should manifest the inner noble feelings even on the outside. That gives a chance for experiencing the feelings of quietude and peace in fuller measure, for the taste of Shanti (peace) must be enjoyed through every thought, word, gesture and deed. It is only then that Shanti becomes Paripoorna (complete).

Tuhan melihat perasaan hatimu yang terdalam dan bukan penampilan luar dan perilakumu. Bagaimanapun, engkau tidak boleh melalaikan tingkah laku dan tindakanmu; engkau seharusnya memanifestasikan perasaan-perasaan baikmu dalam segala tingkah laku dan perbuatanmu. Inilah yang akan memberikanmu kesempatan untk menikmati kedamaian yang sepenuhnya, karena Shanti (kedamaian) haruslah dirasakan dalam setiap pikiran, perkataan, bahasa tubuh dan perbuatan. Hanya dengan itulah Shanti akan menjadi Paripurna (lengkap).

-BABA

Tuesday, February 24, 2009

Thought for the Day 24th February 2009 (Tuesday)


The Jivi (individual) must realise the evanescence of the body and be all eager to merge in Shiva (God). For this, on need not wait for any auspicious time. This very moment is the right moment. Start today the Sadhana (spiritual exercise) that has to be done tomorrow. Start now the Sadhana that has to be done today. One does not know what is in store next moment. Therefore, there should be no delay in engaging oneself in the Sadhana that has to be done.

Jivi (individu) mesti menyadari daya lebur yang dimiliki oleh tubuhnya dan haruslah memiliki keinginan untuk menyatu dengan Siwa (Tuhan). Engkau tidak perlu menunggu waktu yang tepat untuk hal ini. Saat ini adalah saat yang tepat. Mulailah Sadhana (latihan spiritualmu) saat ini juga, jangan tunda sampai besok. Engkau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Itulah sebabnya engkau tidak boleh menunda untuk melakukan Sadhanamu.

-BABA