Date: Sunday, March 03, 2013
The world is building itself upon the sandy foundation of the sensory world. Like the monkey which could not pull its hand out of the narrow necked pot, because it first held in its grasp a handful of groundnuts which the pot contained, people are suffering today. They are unwilling to release their hold on the handful of pleasurable things they have grasped from the world. When people do not place faith in the Self, but pursue their senses alone, the danger signal is up! People are stuck with the wrong belief that the accumulation of material possessions will endow them with joy and peace. Divine Love alone can give you everlasting joy. Divine Love alone will remove anger, envy and hatred.
Dunia sedang membangun dirinya sendiri dengan menggunakan pondasi pasir dunia sensorik. Dapat diibaratkan seperti monyet yang tidak bisa menarik tangannya keluar dari belanga berleher sempit, karena ia memegang segenggam kacang tanah yang ada di belanga tersebut. Orang-orang saat ini mengalami penderitaan, karena mereka tidak mau melepaskan pegangan mereka pada beberapa hal menyenangkan yang telah mereka genggam di dunia ini. Ketika-orang orang tidak menempatkan keyakinan mereka pada Tuhan, tetapi mengejar kesenangan indera mereka sendiri, ini artinya sinyal berbahaya! Orang-orang terjebak dengan keyakinan yang salah bahwa akumulasi harta benda dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian. Hanya Cinta-kasih Ilahi yang dapat memberikan kebahagiaan abadi. Hanya Cinta-kasih Ilahi yang dapat menghilangkan kemarahan, iri hati dan kebencian.
-BABA
Date: Monday, March 04, 2013
Every struggle to realize the Unity behind all the multiplicity is a step on the path of Divine Life. You have to churn the milk if you wish to separate and identify the butter that is present within it. So too, carry on with life and purify your thoughts and action in order to get unshakeable faith. Divine Life does not admit the slightest dross in character or delusion in the intellect. People dedicated to divine life must emphasize this by precept and practice. Wipe out the root cause of anxiety, fear and ignorance, if any, within you. Then your true personality will shine forth. Anxiety is removed by faith in the Lord, the faith that tells you whatever happens is for the best and that the Lord̢۪s will be done. Sorrow springs from egoism, the feeling that you do not deserve to be treated so badly, that you are left helpless. Sorrow disappears when egoism goes!
Setiap perjuangan untuk mewujudkan Kesatuan di antara semua multiplisitas adalah langkah di jalan Divine Life (kehidupan yang berdasarkan pada Ilahi). Engkau harus churn (proses yang dilakukan untuk menghasilkan mentega) susu jika engkau ingin memisahkan dan mengidentifikasi mentega yang ada di dalamnya. Demikian juga, engkau hendaknya terus melanjutkan hidup dan memurnikan pikiran serta tindakan untuk mendapatkan keyakinan yang tak tergoyahkan. Divine Life tidak akan membiarkan sampah sekecil apapun ada dalam karakter atau delusi dalam pikiran. Orang-orang yang mendedikasikan dirinya pada Divine Life harus menekankan hal ini dengan ajaran dan juga praktik. Hapuslah akar penyebab kecemasan, ketakutan, dan kebodohan, yang ada dalam dirimu, maka kepribadian sejatimu akan bersinar. Kecemasan dihilangkan dengan keyakinan pada Tuhan, keyakinan inilah yang memberitahukan kepadamu apa pun yang terjadi adalah yang terbaik dari Tuhan. Penderitaan bersumber dari egoisme, perasaan bahwa engkau tidak layak diperlakukan begitu buruk, dan bahwa engkau tidak memerlukan bantuan. Penderitaan akan lenyap ketika egoisme pergi!
-BABA
Monday, March 4, 2013
Thought for the Day 3rd - 4th March 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment