Sunday, March 8, 2015

Thought for the Day - 8th March 2015 (Sunday)


A bird in flight in the sky needs two wings; a person walking needs two legs; an aspirant eager to attain liberation needs two qualities: renunciation and wisdom — renunciation of worldly desires and wisdom to become aware of the Atma. When a bird has only one wing, it can’t rise up into the sky, can it? In the same manner, if one has only renunciation or only wisdom, one cannot attain the Divine. The sense of ‘mine’ is the bond of deluding attachment. How long can one cling to what one fondles as mine? Someday you must give up everything and leave, alone and empty handed. This is the inescapable destiny. Hence give up as quickly as possible assumed relationships and artificial attachments through rigorous analysis of their nature. Attachment breeds fear and egotism. The wise will never bow to the fancies of objective desire. Constantly stick to the everlasting truth and adhere to the immortal virtues that the Atma represents.
Seekor burung terbang di langit membutuhkan dua sayap; orang berjalan membutuhkan dua kaki; seorang aspirant (peminat) spiritual untuk mencapai pembebasan memerlukan dua kualitas: melepaskan keterikatan duniawi  dan kebijaksanaan - melepaskan diri dari keinginan duniawi dan kebijaksanaan untuk menyadari Atma. Ketika burung hanya memiliki satu sayap, bukankah ia tidak dapat terbang di langit? Dengan cara yang sama, jika seseorang hanya melepaskan keterikatan duniawi atau hanya memiliki kebijaksanaan, seseorang tidak bisa mencapai Tuhan. Peraasaan 'milikku' adalah ikatan yang memperdaya keterikatan. Berapa lama seseorang dapat berpegang teguh pada apa yang disukainya sebagai milikku? Suatu hari, engkau harus memberikan segalanya dan pergi, sendirian dan dengan tangan kosong. Inilah takdir yang tak terelakkan. Oleh karena itu secepat mungkin engkau hendaknya meninggalkan yang diasumsikan sebagai hubungan dan kemelekatan buatan melalui analisis yang keras sesuai dengan sifatnya. Kemelekatan menimbulkan ketakutan dan egoisme. Orang bijak tidak akan pernah tunduk pada keinginan-keinginan obyektif. Engkau hendaknya secara terus-menerus terikat pada kebenaran yang kekal dan mematuhi kebajikan abadi yang mewakili Atma. (Sutra Vahini, Ch 1)
-BABA

No comments: