Tuesday, October 27, 2020

Thought for the Day - 25th October 2020 (Sunday)

On Vijayadasami day, the seven-day long Vedic ritual, performed for the promotion of peace and prosperity among all men in all lands concludes with the valedictory offering to the Gods who preside over various facets of nature. This is called Poornahuti and usually a number of valuable things are poured and placed in the sacrificial fire that was adored and fed during the entire week. The final offering is of one's self, which is the culmination of the sacrifices rendered all along. The significance of Poornahuti is fulfilling one's earthly life by dedicating oneself to the Omniwill or Brahman. This is also known as surrender or Saranagati. You have nothing in you or belonging to you that you can claim as yours to offer to God. Then, what does surrender of the self signify or imply? To experience God as Omnipresent, to be aware of nothing other than God - this is true surrender. To see God in everything, everywhere, at all times, is true Saranagati. He gives, He enjoys, and He experiences. 



Pada perayaan suci Vijayadasami, selama tujuh hari ritual Weda dilakukan untuk meningkatkan kedamaian dan kesejahteraan diantara seluruh manusia di semua tempat termasuk yang diakhiri dengan persembahan terakhir pada Tuhan yang meliputi berbagai aspek alam. Persembahan ini disebut dengan Poornahuti dan biasanya sejumlah barang-barang yang berharga dituangkan ke dalam api suci yang dipuja dan dituangkan persembahan selama seminggu. Persembahan terakhir adalah diri sendiri, yang mana merupakan puncak dari pengorbanan yang dilakukan selama ini. Makna dari Poornahuti adalah memenuhi kehidupan duniawi dengan mendedikasikan diri pada Yang Maha Kuasa atau Brahman. Ini juga dikenal dengan berserah diri atau Saranagati. Engkau tidak memiliki apapun juga dalam dirimu atau milik yang engkau dapat katakan sebagai milikmu yang dipersembahkan kepada Tuhan. Kemudian, apa yang dimaknai atau diimplikasikan dengan berserah diri? Untuk mengalami Tuhan sebagai yang ada dimana-mana, untuk tidak menyadari apapun selain Tuhan – ini adalah berserah diri yang benar. Untuk melihat Tuhan di dalam segalanya, di setiap tempat, sepanjang waktu adalah Saranagati yang sebenarnya. Beliau yang memberi, Beliau yang menikmati, dan Beliau yang mengalami.(Divine Discourse, Oct 08, 1975)

-BABA

 

No comments: