The goal of life has to be the realisation of the unity of the self with the Supreme Self. Why else should the self take this human form? If mere 'living' or even 'happy living' was the goal, the self could have been encased in the form of birds or beasts. The very fact that man is equipped with memory, mind, intelligence, discrimination ability to anticipate the future, desire to detach himself from the senses, etc., is an indication that he is destined for some higher goal. Inspite of this if man craves for a lesser consummation, he is a papi (sinner). But he who persists, in spite of temptations and obstacles, on the path that leads to self-fulfilment and self-realisation, is a Gopi, for the Gopis (cowherd girls) of Brindavan were the most inspiring examples of such souls. The most effective discipline that man can adopt to attain this lofty goal, is the control and conquest of the five senses, avoid the errors and evils that the eye, the ear, the tongue, the mind and the hand are prone to commit.
- Divine Discourse, Mar 20, 1977.
Seek the shelter of the Lord and transform every moment into a sacred celebration!
Tujuan hidup sejatinya adalah menyadari kesatuan antara diri (atma) dan Diri Sejati (Paramatman). Jika bukan karena tujuan tersebut, mengapa jiwa ini harus mengambil wujud sebagai manusia? Bila sekadar "hidup" atau bahkan "hidup bahagia" adalah tujuannya, maka jiwa ini bisa saja terlahir dalam wujud burung atau binatang. Faktanya bahwa manusia dianugerahi ingatan, pikiran, kecerdasan, kemampuan untuk membedakan dan melihat lebih jauh ke depan dengan kebijaksanaan, serta keinginan untuk melepaskan diri dari ketertarikan indria, dll., merupakan pertanda bahwa ia ditakdirkan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Namun, jika manusia justru menginginkan pemenuhan yang lebih rendah, maka ia adalah seorang papi (pendosa). Sebaliknya, ia yang tetap teguh di jalan menuju pemenuhan dan realisasi diri meski banyak godaan dan rintangan dialah seorang Gopi, karena para Gopi (gadis-gadis penggembala sapi) di Brindavan adalah contoh paling menginspirasi dari jiwa-jiwa seperti itu. Disiplin paling efektif yang dapat dijalankan manusia untuk mencapai tujuan luhur ini adalah dengan mengendalikan dan menaklukkan lima indria, menghindari kesalahan dan hal yang tidak baik yang kerap dilakukan oleh mata, telinga, lidah, pikiran, dan tangan.
- Divine Discourse, Mar 20, 1977.
Carilah perlindungan pada Tuhan, dan ubahlah setiap momen dalam hidup menjadi sebuah perayaan suci!
No comments:
Post a Comment