Thursday, October 10, 2013

Thought for the Day - 8th October - 10th October 2013

Date: Tuesday, October 08, 2013

Mantra means that which saves, when meditated upon. The Name of God, any one of His countless ones, can serve the purpose. The Name is like the goad that can tame the elephant in rut, make it bend its knees and lift the log on to its tusks. Liberation (Moksha) is not a five-star hotel, or a deluxe tourist home. It is just the awareness of your reality and the rejection of all contrary conceptions. You can recognise your Self quickly and clearly, if you purify your heart with a mantra or by the singing of the glory of God. Both will grant you that boon. Sing from the heart, conscious of the layers of meaning that each word has. These are the surest ways to have God firmly installed in the throne of your hearts and it will redeem your lives. (Divine Discourse, Oct 6, 1970)

Mantra berarti yang menyelamatkan. Salah satu Nama Tuhan, dari Nama Tuhan yang tak terhitung jumlahnya-Nya, akan mampu membawamu ke tujuan tersebut. Nama Tuhan ini dapat diibaratkan seperti tongkat yang dapat menjinakkan gajah dalam alur tertentu, sehingga membuat gajah menekuk lututnya dan mengangkat kayu dengan menggunakan gadingnya. Pembebasan (Moksha) bukanlah sebuah hotel bintang lima, atau rumah wisata yang mewah, namun merupakan kesadaran akan realitasmu yang sesungguhnya dan bukan sebaliknya. Engkau dapat mengenali dirimu dengan cepat dan jelas, jika engkau memurnikan hatimu dengan mantra atau nyanyian kemuliaan Tuhan. Keduanya akan memberikan kepadamu keuntungan itu. Menyanyilah dari hati dan mengetahui makna dari setiap kata yang dinyanyikan. Inilah cara yang tepat agar Tuhan ter-instal dengan kuat di tahta hatimu dan akan menyelamatkan hidupmu. (Divine Discourse, Oct 6, 1970)

-BABA


Date: Wednesday, October 09, 2013

The supreme Shakti manifests Herself in the form of Durga, Lakshmi and Saraswathi. Durga grants us energy - physical, mental and spiritual. Lakshmi bestows on us wealth - not just money but intellectual wealth, the wealth of character, goodness and health. Health is also wealth! Saraswati bestows on us intelligence, the capacity for intellectual enquiry and the power of discrimination. Hence, Navaratri (nine-nights) festival is celebrated in order to proclaim to the world the power of the Divine Mother. One's own mother is the combination of all these Divine beings. She provides you with energy, wealth and intelligence. She constantly desires your advancement in life and hence represents all the three Goddesses. Recognising one's mother as the very embodiment of all divine forces, one must show reverence to her and treat her with love. This is the true message that the Navaratri festival gives us. (Divine Discourse, Oct 14, 1988)


Shakti memanifestasikan Dirinya dalam wujud Durga, Lakshmi, dan Saraswathi. Durga memberikan kita energi - fisik, mental, dan spiritual. Lakshmi memberkati kita dengan kekayaan - bukan hanya kekayaan berupa uang tetapi kekayaan intelektual, kekayaan karakter, kebaikan, dan kesehatan. Kesehatan juga merupakan suatu kekayaan! Saraswati memberkati kita dengan kecerdasan, kemampuan untuk melakukan pencarian intelektual, dan kemampuan diskriminasi. Oleh karena itu, perayaan Navaratri dirayakan dengan tujuan untuk menyampaikan pada dunia kekuatan dari Ibu Suci yang merupakan kombinasi dari semua makhluk Ilahi. Beliau memberikan kepadamu energi, kekayaan, dan kecerdasan, dan secara terus-menerus menginginkan kemajuanmu dalam hidup dan karenanya mewakili ketiga Dewi. Engkau hendaknya menyadari bahwa seorang ibu sebagai perwujudan dari semua kekuatan ilahi, kita harus menunjukkan penghormatan kepada-nya dan memperlakukannya dengan cinta-kasih. Inilah pesan yang sesungguhnya dari perayaan Navaratri. (Divine Discourse, Oct 14, 1988)

-BABA


Date: Thursday, October 10, 2013

For a person living in the materialistic world, the sensual pleasures are a source of extreme delight. However, the senses themselves are temporary, and hence grant only transitory joy. To a person suffering from jaundice, everything looks yellow and tastes bitter. So too senses fraught with illness cannot give true happiness. As there is no person without desire, and it is difficult to live without desire in this world, Lord Krishna came out with an excellent solution. He said, “Perform all actions for the pleasure of the Lord without an eye on the fruits of the action.” Pay your respect to duty and dedicate all actions to the Divine. Ensure you do all actions to the satisfaction of your conscience and then your heart is free from all blemishes. Such an action qualifies to become an act of Anapeksha, not tainted by desire. (Divine Discourse, Oct 10, 1977)

Bagi orang yang hidup di dunia materialistis, kesenangan sensual merupakan sumber kenikmatan yang besar. Kesenangan indera bersifat sementara, dan karenanya sukacita yang dihasilkannya juga hanya sementara. Bagi seseorang yang menderita penyakit kuning, semuanya terlihat kuning dan rasanya pahit. Demikian juga indera yang penuh dengan penyakit tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati. Tidak ada orang yang tidak memiliki keinginan, dan sulit untuk hidup di dunia ini tanpa keinginan. Untuk itu, Sri Krishna memberikan solusi yang sangat baik. Beliau mengatakan, "Lakukanlah semua perbuatan untuk menyenangkan Tuhan tanpa mengharapkan hasilnya." Engkau hendaknya melakukan tugasmu dengan baik dan mendedikasikan semua tindakan kepada Tuhan. Pastikan engkau melakukan semua tindakan untuk kepuasan hati nuranimu sehingga hatimu bebas dari segala noda. Tindakan seperti itu memenuhi syarat menjadi tindakan Anapeksha, tidak dicemari oleh keinginan. (Divine Discourse, Oct 10, 1977)

-BABA

No comments: