Sunday, March 23, 2025

Thought for the Day - 12th March 2025 (Wednesday)

There are in the world various kinds of subjects for which knowledge is available - knowledge of music, literature, art, sculpture, economics, politics, and the like. All these are only components of worldly knowledge, knowledge relating to the phenomenal world. All worldly knowledge can help to increase one's comforts but will not contribute to his mukti (liberation). However much we may acquire control over material conditions, this will not serve to produce peace of mind or the bliss of the soul. In a sense, the more the worldly knowledge, the less likely one is to have mental peace. Worldly knowledge is no doubt necessary. But it is not the be-all and end-all. Many great kings in the past, who had ruled over vast empires and enjoyed every kind of pleasure, chose at the close of their lives to renounce everything for the sake of realising spiritual peace. Yaddhrushyam tannashyati - "Whatever is perceptible is perishable." In the pursuit of fleeting and impermanent pleasures, we are throwing away the permanent, the unchanging and the real elements in human life.


- Divine Discourse, Mar 17, 1983.

it is very necessary that you recognise that real education means the development of character.



Ada berbagai jenis mata pelajaran dimana ilmu pengetahuan tersedia di dunia, contohnya: ada  pengetahuan musik, kesusastraan, seni, seni patung, ekonomi, politik, dan sejenisnya. Semuanya ini hanyalah komponen dari pengetahuan duniawi, pengetahuan yang terkait dengan dunia fenomenal. Semua pengetahuan duniawi dapat membantu untuk meningkatkan kenyamanan seseorang namun tidak akan memberikan sumbangsih dalam kebebasannya _(mukti)_. Betapapun banyaknya kita mampu mengendalikan kondisi material, hal ini tidak akan menghasilkan kedamaian pikiran dan kebahagiaan jiwa. Dalam artian, semakin banyak pengetahuan duniawi, semakin kecil kemungkinan seseorang memiliki kedamaian batin. Pengetahuan duniawi tidak diragukan memang dibutuhkan. Namun ini bukanlah yang menjadi tujuan akhir. Banyak raja-raja hebat di masa lalu yang telah memerintah kerajaan besar dan menikmati setiap jenis kesenangan, akhirnya memilih di akhir hidupnya untuk melepaskan semuanya untuk tujuan menyadari kedamaian spiritual. _Yaddhrushyam tannashyati_ - "Apapun yang dapat dirasakan akan musnah." Dalam pengejaran kesenangan yang cepat berlalu dan tidak kekal, kita membuang jauh unsur sejati dalam hidup manusia yang bersifat kekal dan tidak berubah.


- Divine Discourse, 17 Maret 1983.

Adalah sangat penting bagi dirimu untuk menyadari bahwa pendidikan yang sejati sama artinya dengan pengembangan karakter. 

No comments: