Sunday, March 23, 2025

Thought for the Day - 18th March 2025 (Tuesday)

Prahladha, as the Bhagavata text declares, was rooted in the faith in Lord Narayana and His Universal, Absolute Reality. His father, Hiranyakashipu, however, was drawn by external forms and the limiting names. Therefore, Prahladha was rooted in ananda (bliss) wherever he was, in whatever set of circumstances. Hiranyakashipu was ever worried and anxious, caught up in the multiplicity of names and forms. Those who are in such bliss as Prahladha had will have an aura around them and an effulgence on their faces. People can derive joy watching their faces and yearn to have that experience again and again. The faces of the worried and the anxious will infect others too with similar feelings. Besides, delight endows one with great power too whereas anxiety robs one of the strength one has. True delight cannot be acquired by effort or produced artificially or maintained by design. No course of Sadhana (spiritual effort) can be prescribed to enable one to gain ananda. For, one is, in fact, the very embodiment of ananda! But since he has failed to identify his truth, he is seeking it from outside, from the objects around him. For those who have realised that they are the Eternal, the True and the Pure Atma, ananda is ever accessible.


- Divine Discourse, Nov 23, 1983.

However much you may earn either wealth or strength, unless you tap the springs of bliss (ananda) you cannot have peace and lasting content.



Naskah suci Bhagavata menyatakan bahwa Prahladha memiliki keyakinan yang kuat pada Tuhan dalam wujud Narayana dan Realitas-Nya yang mutlak dan Universal. Sedangkan ayah dari Prahlada yaitu Hiranyakashipu justru terikat pada bentuk-bentuk luar dan nama-nama yang membatasi. Maka dari itu, Prahladha senantiasa ada dalam keadaan ananda (kebahagiaan) dimanapun dia berada, dalam keadaan apapun juga. Sedangkan Hiranyakashipu selalu dalam keadaan cemas dan khawatir, terperangkap dalam banyaknya nama dan wujud. Bagi mereka yang berada dalam kebahagiaan seperti halnya Prahladha akan memiliki pancaran aura di sekitar mereka dan sebuah pancaran pada wajah mereka. Orang-orang bisa mendapatkan suka cita melihat wajah mereka dan rindu untuk dapat mengalami hal itu berulang kali. Wajah dari orang yang cemas dan khawatir akan mempengaruhi orang lain dengan perasaan yang sama juga. Disamping itu, kebahagiaan menganugerahi seseorang dengan kekuatan yang besar, sedangkan kecemasan merampas kekuatan yang seseorang miliki. Kebahagiaan sejati tidak bisa didapat dengan usaha atau dihasilkan secara artifisial atau dipertahankan dengan direncanakan. Tidak ada bentuk usaha spiritual (_Sadhana_) yang dapat dilakukan agar seseorang bisa mendapatkan ananda. Sebab sesungguhnya seseorang adalah perwujudan dari ananda! Namun karena manusia gagal untuk mengenali kenyataan dirinya yang sejati, manusia sedang mencari kebahagiaan di luar dirinya, dari benda-benda yang ada di sekitarnya. Bagi mereka yang telah menyadari bahwa diri mereka adalah Atma yang bersifat kekal, murni dan sejati, maka ananda akan selalu hadir dalam hidup mereka.


- Divine Discourse, 23 Nopember 1983.

Sebanyak apapun kekayaan atau kekuatan yang engkau dapatkan, jika engkau tidak menggali dari sumber kebahagiaan (ananda) maka engkau tidak bisa memiliki kedamaian dan kepuasan yang kekal. 

No comments: