Sunday, March 23, 2025

Thought for the Day - 20th March 2025 (Thursday)

The ananda or bliss we get when hunger is appeased by a meal is short-lived. Hunger afflicts us again before long. However sweet and tasty the food may be, it causes nausea when consumed in big quantities. The mythological bird Chakora is said to feed on moonlight only, but we can be sure an excess of even that will certainly be unwelcome to it. Even nectar will cloy when one continues to eat it endlessly. Brahmananda (Supreme Divine Bliss), however, is different. For, it is native to man, his very source and sustenance. The purpose of human striving, through stage after stage of spiritual progress, is to attain that. A fish placed in an artistic golden gem-studded bowl is miserable. It has no ananda, for it has no water. Water is its home, its real source and sustenance. Man too must reach his original home, however far he may wander.


- Divine Discourse, Nov 23, 1983.

The more desires are controlled, the more blissful one will be.



Ananda atau kebahagiaan yang kita dapatkan ketika rasa lapar terpuaskan oleh makanan adalah bersifat sementara. Rasa lapar itu akan kembali menyerang kita dalam waktu dekat. Bagaimanapun enak dan gurihnya makanan itu akan menyebabkan rasa mual ketika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Kisah mitologi burung Chakora disebutkan hanya makan cahaya rembulan, namun kita pastinya yakin bahwa jika jumlahnya berlebihan maka itu pastinya tidak akan disukainya. Bahkan nektar menjadi memuakkan ketika seseorang secara terus menerus mengkonsumsinya tanpa henti. Brahmananda (kebahagiaan Tuhan tertinggi) adalah berbeda. Karena brahmananda ini adalah milik manusia yang merupakan sebagai sumber dan penopang hidupnya. Tujuan dari usaha manusia melewati berbagai tahapan dalam kemajuan spiritual adalah untuk mencapai brahmananda. Seekor ikan yang ditempatkan dalam mangkuk berhiaskan permata emas terlihat menyedihkan. Ikan tersebut tidak bisa merasakan kebahagiaan karena tidak ada air dalam mangkuk tersebut. Air adalah rumah sejati dari ikan yang merupakan sumber dan penopangnya sejati. Manusia juga harus mencapai rumahnya yang sejati, bagaimanapun jauh manusia telah mengembara.


- Divine Discourse, 23 November 1983.

Semakin banyak keinginan yang dapat dikendalikan maka semakin bahagia orang tersebut.

No comments: