Wednesday, September 14, 2016

Thought for the Day - 14th September 2016 (Wednesday)

So long as one has a form, it is quite natural that they think of that form; but since that form has to be forgotten some day or the other, it is good to concentrate on the formless supreme and give up attachment to a form. Vedanta teaches us the philosophy of detachment (vairagya) to help in this process of concentrating on the formless supreme power which is behind every form. It is inevitable that the soul (jiva) leaves the body. This body is like a water bubble on the surface of water. This water bubble is born out of water, lives on water, and survives on water, and finally it gets dissolved in water. To think that one is full of weakness is not correct. The correct attitude is to regard God as formless, without attributes. We should take it that God is present in us. That should be the right attitude.


Sepanjang seseorang memiliki wujud, adalah alami bahwa mereka memikirkan tentang wujud itu; namun saat wujud itu dilupakan untuk beberapa hari, adalah baik untuk memusatkan perhatian pada yang tertinggi yang tidak berwujud dan melepaskan keterikatan pada wujud. Wedanta mengajarkan kepada kita filsafat dari tanpa keterikatan (vairagya) untuk membantu dalam proses konsentrasi pada kekuatan yang tertinggi yang tidak berwujud dimana ada dibalik setiap wujud. Adalah tidak dapat dielakkan bahwa jiwa akan meninggalkan tubuh. Tubuh ini adalah seperti gelembung air di permukaan air. Gelembung air ini adalah muncul dari air, ada di dalam air, bertahan di air, dan pada akhirnya akan hancur di dalam air. Dengan memikirkan bahwa seseorang itu penuh dengan kelemahan adalah tidak benar. Sikap yang benar adalah menganggap Tuhan adalah tidak berwujud dan tanpa sifat. Kita seharusnya menerima bahwa Tuhan ada di dalam diri kita. Itu yang seharusnya menjadi sikap yang benar. (Divine Discourse, Summer Roses on Blue Mountains 1976, Ch 11)

-BABA

No comments: