Nowadays, there is an inevitable pair of accessories in almost all vanity bags of ladies and even in gents’ pockets: a mirror and a comb. You dread that your charm is endangered when your hair is in slight disarray, or when your face reveals patches of powder; so you try to correct the impression immediately. While so concerned about this fast-deteriorating personal charm, how much more concerned should you really be about the dust of envy and hate, the patches of conceit and malice that desecrate your mind and hearts? Have a mirror and a comb for this purpose, too! Have the mirror of Bhakti (devotion), to judge whether they are clean and bright and winsome; have the comb of Jnanam or wisdom, for wisdom earned by discrimination straightens problems, resolves knots, and smoothens the tangle to control and channelise the feelings and emotions that are scattered wildly in all directions.
- Divine Discourse, Jun 26, 1969
Just as food and drink are needed to keep the body strong, contemplation of the Lord is needed to give strength to the mind.
Pada saat sekarang, ada sepasang alat rias yang selalu ada dan dibawa kemana-mana di dalam tas kosmetik wanita dan dalam saku pria yaitu cermin dan sisir. Engkau takut bahwa daya tarikmu menjadi memudar ketika rambutmu sedikit berantakan, atau ketika bedak di wajahmu tampak belang-belang; jadi engkau mencoba dengan segera memperbaiki keadaan itu. Sementara engkau begitu peduli dengan pesona diri yang cepat memudar ini, berapa banyak kepedulian yang seharusnya engkau berikan pada debu-debut seperti iri hati dan kebencian, bercak-bercak kesombongan dan kedengkian yang mengotori pikiran dan hatimu? Sediakan juga dua alat rias yaitu cermin dan sisir untuk tujuan ini! Sediakan cermin berupa Bhakti (pengabdian), untuk menilai apakah pikiran dan hati bersih dan bersinar serta menarik; sediakan sisir berupa Jnanam atau kebijaksanaan, karena kebijaksanaan diperoleh dari kemampuan membedakan dalam merapikan masalah, menyelesaikan simpul-simpul yang rumit, dan menata kekusutan untuk mengendalikan serta menyalurkan perasaan dan emosi yang tersebar liar ke segala arah.
- Divine Discourse, 26 Juni 1969
Seperti halnya makanan dan minuman yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap kuat, kontemplasi pada Tuhan dibutuhkan untuk memberikan kekuatan pada pikiran.
No comments:
Post a Comment