Sunday, February 28, 2021

Thought for the Day - 23rd February 2021 (Tuesday)

Everyone should respect all others as one's own kin, having the same Divine Spark, and the same Divine Nature. Then, there will be effective production, economic consumption and equitable distribution, resulting in peace and promotion of love. Now, love based on the Innate Divinity is absent and so, there is exploitation, deceit, greed and cruelty. If man becomes aware of all men being 'cells' in the Divine body, then there will be no more 'devaluation' of man. Man is a diamond; but, is now treated by others and by oneself as a piece of glass! Man can realise his mission on the earth only when he knows himself as Divine and when he reveres all others as Divine. And, man has to worship God in the form of Man. God appears before him as blind beggar, an idiot, a leper, a child, a decrepit old man, a criminal or a madman. You must see even behind those veils, the divine embodiment of love, power and wisdom, the Sai, and worship Him through selfless service. 



Setiap orang harus menghormati semua yang lainnya sebagai keluarga sendiri, yang memiliki percikan ilahi yang sama dan memiliki sifat ilahi yang sama. Kemudian, akan ada produksi yang efektif, konsumsi ekonomi, dan distribusi yang adil, yang mana akan menghasilkan kedamaian dan meningkatkan cinta kasih. Sekarang, cinta kasih yang berlandaskan pada sifat ilahi yang dibawa sejak lahir telah hilang sehingga muncul eksploitasi, penipuan, ketamakan, dan kekejaman. Jika manusia menjadi sadar bahwa semua manusia adalah “sel” dalam tubuh ilahi, kemudian tidak akan ada lagi 'penurunan nilai' manusia. Manusia adalah permata; namun, sekarang diperlakukan oleh yang lain dan diri sendiri sebagai sepotong kaca! Manusia dapat menyadari misinya di dunia hanya ketika manusia mengetahui dirinya sendiri sebagai Tuhan dan ketika manusia menghormati semua yang lainnya sebagai Tuhan. Dan, manusia harus memuliakan Tuhan dalam wujud manusia. Tuhan muncul di depan manusia sebagai seorang pengemis buta, seorang idiot, seorang yang berpenyakit kusta, seorang anak, orang tua jompo, seorang penjahat, atau orang gila. Engkau harus melihat bahkan dibalik tabir itu, perwujudan Tuhan dari cinta kasih, kekuatan, dan kebijaksanaan, Sai, dan memuliakan Tuhan melalui pelayanan tanpa mementingkan diri sendiri. (Divine Discourse, Apr 01, 1975)

-BABA

 

No comments: