Tugaskanlah mind (batin/pikiran) untuk memberikan pelayanan kepada Tuhan; maka dengan demikian, ia akan menjadi jinak. Tentunya engkau hanya menyerahkan perhiasan yang perlu dipermak kepada tukang emas bukan? Nah, demikian pula, engkau perlu menyerahkan mind kepada Tuhan agar dapat diperbaiki atau bila perlu, bahkan untuk direkonstruksi ulang secara total. Penghalang yang sering menjadi penganggu bagi mind adalah illusion (ilusi). Bagaikan anjing galak yang tidak mengizinkan siapapun untuk mendekati tuannya; inilah karakter dari illusion. Namun illusion ini juga merupakan 'hewan' peliharaan Tuhan, dan apabila Beliau memerintahkannya agar tidak menganggumu, maka engkau tak akan terpengaruh lagi oleh jeratan ilusi tersebut. Oleh sebab itu, salah-satu cara untuk menghindari anjing galak tadi adalah dengan jalan memanggil nama tuannya secara lantang agar terdengar oleh-Nya (dengan perkataan lain, kita perlu berdoa kepada Tuhan guna mendapatkan rahmat & karunia-Nya).
Thursday, October 30, 2008
Thoughts for the Day - 31st October 2008 (Friday)
Tugaskanlah mind (batin/pikiran) untuk memberikan pelayanan kepada Tuhan; maka dengan demikian, ia akan menjadi jinak. Tentunya engkau hanya menyerahkan perhiasan yang perlu dipermak kepada tukang emas bukan? Nah, demikian pula, engkau perlu menyerahkan mind kepada Tuhan agar dapat diperbaiki atau bila perlu, bahkan untuk direkonstruksi ulang secara total. Penghalang yang sering menjadi penganggu bagi mind adalah illusion (ilusi). Bagaikan anjing galak yang tidak mengizinkan siapapun untuk mendekati tuannya; inilah karakter dari illusion. Namun illusion ini juga merupakan 'hewan' peliharaan Tuhan, dan apabila Beliau memerintahkannya agar tidak menganggumu, maka engkau tak akan terpengaruh lagi oleh jeratan ilusi tersebut. Oleh sebab itu, salah-satu cara untuk menghindari anjing galak tadi adalah dengan jalan memanggil nama tuannya secara lantang agar terdengar oleh-Nya (dengan perkataan lain, kita perlu berdoa kepada Tuhan guna mendapatkan rahmat & karunia-Nya).
Wednesday, October 29, 2008
Thoughts for the Day - 30th October 2008 (Thursday)
Cinta-kasih bersifat Ilahiah. Agar hasil perbuatanmu layak untuk dipersembahkan kepada-Nya serta memenangkan rahmat karunia-Nya, maka engkau harus memastikan bahwa tindakanmu merupakan salah-satu bentuk manifestasi cinta-kasih. Ketahuilah bahwa cinta-kasih tidak terpengaruhi oleh pertimbangan kasta, ras maupun agama; cinta-kasih tidak dapat dinodai oleh keiri-hatian, keinginan jahat maupun kebencian. Jagalah agar cinta-kasih tidak diracuni oleh kejahatan-kejahatan seperti itu; berupayalah agar engkau mengembangkan wawasan berpikir yang lebih luas dan tidak terkontaminasi oleh perasaan benci maupun kepicikan. Akar dari semua ajaran agama dan inti-sari dari semua kitab suci pada hakekatnya satu adanya, yaitu prinsip Prema (cinta-kasih). Prinsip ini pula yang menjadi tujuan akhir dari setiap perjalanan spiritual dan juga merupakan sumber inspirasi setiap individu. Cinta-kasih merupakan landasan yang paling kokoh dalam misi kehidupan sebagai manusia. Ia merupakan lentera yang memastikan terwujudnya kedamaian dan kesejahteraan di dunia ini.
Tuesday, October 28, 2008
Thoughts for the Day - 29th October 2008 (Wednesday)
Kemuliaan Atma selama ini terhalangi oleh Ahamkara (sang ego). Oleh sebab itu, ketika Ahamkara berhasil diatasi/disingkirkan, maka segala bentuk persoalan dan ketidak-puasan juga akan sirna dan sebagai gantinya, tercapailah bliss. Engkau harus secara kontinu mempraktekkan serta menyadari bahwa badan fisik dan Atma adalah saling terpisah. Viveka atau kemampuan diskriminatif seperti demikian diperlukan dalam setiap aspek kehidupan ini, baik secara sekuler maupun spiritual serta juga dibutuhkan dalam mencapai realisasi atas kebenaran, yaitu Sang Divine sendiri.
Monday, October 27, 2008
Thoughts for the Day - 28th October 2008 (Tuesday)
Apakah yang dimaksud dengan istilah/sebutan 'Bha-ga-waan'? 'Bha' diartikan sebagai kecemerlangan/kemuliaan Ilahiah. 'Ga' artinya kualitas untuk menyebarkan atau memancarkan. Sedangkan 'Waan' artinya Ia yang memiliki kemampuan atau kapabilitas untuk memancarkan atau menyebarkan. Jadi, istilah 'Bhagawan' diartikan sebagai satu-satunya orang yang memiliki kemampuan untuk memancarkan/menyebarkan kecemerlangan Ilahiah. Sebenarnya Atma yang ada di dalam diri kita masing-masing memiliki kemampuan seperti itu. Namun pada umumnya manusia tidak menyadari kekuatannya tersebut. Oleh sebab itulah kita mempunyai doa "Thamaso Maa Jyotirgamaya" (tuntunlah kami dari kegelapan batin menuju kepada cahaya kebijaksanaan). Sinar kebijaksanaan ini penting bagi kita semuanya.
Sunday, October 26, 2008
Thoughts for the Day - 27th October 2008 (Monday)
Tuhan adalah perwujudan cinta-kasih, dan Beliau hanya bisa direalisasikan melalui jalan cinta-kasih; persis seperti halnya matahari hanya bisa terlihat melalui cahayanya sendiri. Tiada yang lebih berharga di dunia ini selain cinta-kasih Ilahi. Tuhan dijuluki sebagai Gunaatheetha (yang attributeless - yang tidak terikat oleh atribut-atribut tertentu). Dengan demikian, maka cinta-kasih-Nya juga bersifat demikian. Lain halnya dengan manusia, cinta-kasihnya terikat atau diatur oleh atribut-atribut tertentu, sehingga hasilnya timbullah kemelekatan dan ketidak-sukaan. Dalam memberikan cinta-kasih, janganlah ada unsur harapan/imbalan. Cinta-kasih seperti itu bagaikan kesepakatan bisnis, dan menjadikannya sebagai barang perdagangan. Cinta-kasih tak ada kaitannya dengan pinjam meminjam, ia adalah pemberian secara spontan. Cinta-kasih murni hanya bisa dicurahkan dari hati yang murni pula.
Saturday, October 25, 2008
Thoughts for the Day - 26th October 2008 (Sunday)
Panca-inderamu hendaknya dikendalikan/dikontrol, sebab indra-indra tersebut cenderung suka membujukmu dan mengarahkanmu menuju kepada kehancuran. Kedamaian batinmu akan terganggu dan rentan sirna apabila panca inderamu terus-menerus merongrongmu dengan keinginannya yang tak berkesudahan. Sebagai aspiran spiritual, seyogyanyalah engkau menjaga agar panca-inderamu senantiasa terekspose dengan hal-hal yang suci atau Sathwic, yaitu yang akan membuahkan kerendahan hati, keseimbangan batin dan kesederhanaan. Jikalau impresi panca inderamu lebih banyak paparan yang bersifat Rajasic, maka pikiranmu akan selalu terangsang dan memiliki sifat dendam. Sebaliknya, jikalau eksposurenya lebih banyak ke sifat Thamasic, maka pikiranmu menjadi kurang waspada dan malas. Hanya Sathwic impuls sajalah sebagai satu-satunya dorongan/impuls yang akan membuat mind senantiasa mawas diri dan penuh konsentrasi terhadap Atma; sehingga dengan melalui kontemplasi terhadapnya, engkau akan memperoleh kedamaian batin.
Friday, October 24, 2008
Thoughts for the Day - 25th October 2008 (Saturday)
Hubungan antara Jiva (individu) dengan Sang Ilahi akan dapat terjalin secara harmonis bagi siapapun juga yang telah berhasil memupuk tiga jenis karakter utama di dalam dirinya, yaitu mind (batin) yang tidak ternoda oleh kemelekatan dan kebencian, ucapan yang bebas dari ketidak-benaran serta badan jasmani yang jauh dari tindakan kekerasan.
Thursday, October 23, 2008
Thoughts for the Day - 24th October 2008 (Friday)
Segala sesuatu yang engkau lihat tiada lain adalah merupakan hasil kreasimu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang engkau alami di dunia ini adalah hasil proyeksi batinmu dan merupakan cerminan dari pemikiranmu sendiri. Sebagaimana buah pikiranmu, maka demikianlah vision yang akan engkau dapatkan. Jenis warna pada kaca-mata yang engkau kenakan akan menentukan jenis warna atas barang atau hal yang engkau lihat. Jikalau engkau mengenakan kaca-mata merah, maka segalanya akan tampak berwarna merah. Demikian pula halnya bila engkau mengenakan kaca-mata hijau, segalanya akan tampak dalam warna hijau. Pemikiran yang suci & murni akan membuat dunia ini tampak murni. Apabila engkau melihat segala sesuatu dengan Prema (cinta-kasih) serta dengan hati yang penuh kasih-sayang; maka seisi dunia ini akan terlihat olehmu sebagai pantulan cinta-kasih (prema) juga.
Wednesday, October 22, 2008
Thoughts for the Day - 23rd October 2008 (Thursday)
Dalam bidang spiritual, munculnya ketertarikan yang begitu kuat (untuk mengikuti jalan spiritual) merupakan suatu pertanda pemula. Namun dengan hanya bermodalkan ketertarikan saja belumlah cukup. Diperlukan upaya-upaya yang betul-betul ulet & tekun untuk merealisasikan tujuan spiritual tersebut. Para aspiran harus mengenali kebenaran hakiki dalam perjalanan spiritual, dan nilai-nilai kebenaran itu haruslah dipraktekkan. Sebab hanya dengan demikianlah, realisasi Divine baru bisa tercapai. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan devotion (bhakti) yang kelak akan membuahkan supreme bliss (kebahagiaan tertinggi).
Tuesday, October 21, 2008
Thoughts for the Day - 22nd October 2008 (Wednesday)
Cinta-kasih adalah wujud Sang Ilahi. Impuls/dorongan awal yang muncul di dalam diri setiap orang adalah Prema (Divine love/cinta-kasih Ilahiah). Barulah setelah itu, muncul kebutuhan/hal-hal lainnya. Pada saat baru terlahir, setiap bayi akan langsung menjalin cinta-kasih dengan ibunya. Sejak awal, bayi-bayi akan mencoba untuk mengenali ayah dan ibunya. Demikian pula, setiap individu haruslah mengenali tanah-airnya dan Samskrithi-nya (warisan budayanya). Hendaknya kita menghormati bangsa dan budaya bagaikan orang-tua kita sendiri. Bangsa/tanah-air adalah sang ibu, dan kebudayaan sebagai bapak. Kebenaran ini telah diproklamirkan oleh Batara Rama melalui ucapan-Nya sebagai berikut: "Ibunda dan Ibu pertiwi memiliki kedudukan/nilai yang jauh lebih besar & berharga daripada surga sekalipun!"
Monday, October 20, 2008
Thoughts for the Day - 21st October 2008 (Tuesday)
Pertimbangkanlah realitas yang ada di balik semua obyek yang selama ini menjadi sumber kesenangan manusia. Ketahuilah bahwa obyek-obyek tersebut diliputi/dicakupi oleh Esensi Ilahiah. Setiap orang berhak untuk memetik manfaat dari air hujan yang turun, mentari yang bersinar, cahaya rembulan yang menyejukkan sereta aliran sungai yang terus mengalir. Oleh sebab itu, tak ada seorangpun yang berhak untuk mengklaim bahwa sumber daya alam tersebut sebagai hak milik eksklusif mereka dan mereka juga tidak berhak untuk menghalangi pihak lain dalam menikmati berkah Tuhan yang berlimpah-ruah itu. Divine adalah dasar/landasan dari segala-galanya. Tanpa adanya life-principle (prinsip kehidupan) yang aktif melalui rahmat Ilahi (Atma/Brahman), maka tidaklah mungkin bagi panca indera kita untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Kesadaran atas kebenaran Atmic ini hanya bisa direalisasikan oleh manusia setelah ia sanggup menyingkirkan perangkap egoisme dan kemelekatan (kepemilikan).
Friday, October 17, 2008
Thoughts for the Day - 20th October 2008 (Monday)
Kedatangan Avatar adalah untuk membersihkan jalan bagi kemajuan spiritual manusia. Ashanti (ketidak-tenangan) yang selama ini membebani umat manusia haruslah disingkirkan. Inilah yang dimaksud dengan kalimat dalam Bhagavad Gita: "Paraithraanaaya sadhoonam" atau perlindungan bagi mereka yang luhur; dengan perkataan lain, kehadiran Avatar adalah demi untuk menyelamatkan insan yang berjiwa luhur dari jeratan Ashanti ataupun penderitaan yang diakibatkan oleh kebodohan batin. Shanti (kedamaian) dan Santhosa (kebahagiaan) adalah hak setiap individu; dan untuk misi itulah, Tuhan datang berulang kali ke muka bumi ini. Beliau mengambil wujud sebagai manusia agar engkau dapat bertemu dan berbicara dengan-Nya serta memahami, menghargai, mendengarkan, mengikuti serta mengalami sendiri ajaran-ajaran-Nya.
Thoughts for the Day - 19th October 2008 (Sunday)
Teritori yang dimiliki Tuhan adalah tanpa batas (mencakupi seisi alam semesta). Oleh sebab itu, dalam menjalankan ibadahmu, janganlah engkau menggunakan kaca-mata kuda. Artinya, janganlah engkau membenci nama maupun manifestasi Tuhan yang dipuja dalam agama ataupun kepercayaan lain. Ingatlah bahwa kebencian akan menghasilkan rasa takut, sebab kebencian adalah benih kegelisahan, skandal maupun bentuk-bentuk kesalahan lainnya. Ketenangan batin hanya dapat terwujud apabila engkau berdamai dengan dirimu dan juga dengan orang-orang di sekitarmu. Cinta-kasih merupakan satu-satunya jalan untuk mengatasi kegelisahan serta ketakutan.
Thoughts for the Day - 18th October 2008 (Saturday)
Umat manusia telah mencapai kemajuan melalui tindakan eksploitasinya atas sumber daya alam demi untuk meningkatkan standar kehidupannya. Namun walaupun begitu, manusia belum juga belajar cara-cara untuk memperoleh kedamaian serta ketenangan batinnya. Sikap-sikap yang serakah dan iri-hati telah mencemari hubungan antar manusia dan bangsa, dan sebagai akibatnya, prinsip Unity yang melandasi seisi alam ciptaan ini juga menjadi semakin sirna. Penyebab utama situasi yang menyedihkan ini adalah oleh karena egoisme yang dibiarkan merajalela; dimana setiap orang berusaha untuk mengakumulasi sebanyak-banyaknya kekuasaan dan harta benda duniawi. Mind (pikiran) manusia penuh dengan keinginan yang tak terkendali. Apabila keinginan-keinginanmu lebih banyak terdorong oleh sang ego, maka waktu dan upayamu akan menjadi sia-sia; kewajibanmu menjadi terabaikan; badan jasmani ini serta ketrampilanmu berpotensi untuk disalah-gunakan. Untuk mengembalikan kedamaian bagi individu dan masyarakat, maka prasyaratnya adalah bahwa kemelekatan haruslah disingkirkan terlebih dahulu.
Thursday, October 16, 2008
Thoughts for the Day - 17th October 2008 (Friday)
Tujuan utama dari segala bentuk Sadhana adalah untuk menghancurkan mind (pikiran), dan suatu hari kelak, salah-satu perbuatan bajik yang dilakukan pasti akan berhasil dalam proses penghancuran itu. Atas kemenangan ini, semua perbuatan bajik yang pernah dilakukan terdahulu juga ikut berperan. Setiap hal-hal kecil yang dilakukan juga ikut diperhitungkan. Tak ada perbuatan bajik yang berakhir dengan sia-sia.
Thoughts for the Day - 16th October 2008 (Thursday)
Milikilah keseimbangan batin baik di kala senang maupun susah. Pasang-surut kehidupan ini mengandung makna yang bisa dipetik sebagai ajaran. Ketahuilah bahwa tanpa adanya kesulitan hidup, maka kita tidak akan bisa merealisasikan Divinity. Tanpa adanya kegelapan, kita tidak menghargai terang. Tanpa mengalami kesulitan (hidup), maka kita tidak pernah menghargai kesenangan yang pernah dirasakan. Sebagai akibat tidak adanya ketenangan batin, kita selalu terus-menerus mencari-cari cara untuk merealisasikan kedamaian (abadi). Kitab Upanishad telah menyatakan bahwa immortalitas (ke-Tuhanan) hanya bisa tercapai melalui praktek pengendalian diri (renunciation). Oleh sebab itu, pelajarilah cara-cara untuk mempraktekkan renunciation (pengendalian diri) ini agar engkau berhasil dalam menemukan rahasia kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Tuesday, October 14, 2008
Thoughts for the Day - 15th October (Wednesday)
Melalui berbagai macam cara, manusia telah melakukan eksplorasi terhadap alam semesta yang maha luas dan luar biasa ini. Namun oleh karena sifat 'kebinalan' dari mind, intellect dan egonya, ia belum memahami landasan spiritual yang mendasari segala sesuatu yang eksis di alam semesta ini. Sebagai akibatnya, eksplorasi yang dilakukan olehnya masih hanya sebatas fenomena eksternal dan ironisnya ia menganggapnya sebagai realitas sebenarnya. Manusia masih belum juga berhasil menyadari jati dirinya yang sebenarnya. (Pada intinya, kita perlu melatih diri (mind) untuk menyadari bahwa Tuhan Yang Maha Esa merupakan fondasi dari segala sesuatu yang termanifestasi di alam semesta ini - penterj.).
Monday, October 13, 2008
Thoughts for the Day - 14th October 2008 (Tuesday)
It is not the nature of an aspirant to search for faults in others and hide his own. If your faults are pointed out by anyone, do not try to argue and prove that you are right. Do not bear a grudge against that person for it. Instead, reason out within yourself how you are at fault, and set right your own behaviour. Seorang aspiran (spiritual) yang sejati tidak mungkin mencari-cari kesalahan orang lain dan sebaliknya malah menyembunyikan kesalahannya sendiri. Apabila kesalahanmu diungkapkan oleh orang lain, janganlah engkau mencoba untuk berargumentasi maupun mencoba membuktikan bahwa dirimu benar. Janganlah engkau menjadi kesal terhadap orang tersebut. Sebaliknya, cobalah untuk merenungkan sendiri jenis kesalahanmu dan mencoba untuk mengoreksinya. | |
-BABA |
Sunday, October 12, 2008
Thoughts for the Day - 13th October 2008 (Monday)
Of what use are wealth and position if one has no peace of mind? A quiet conscience is man's most precious possession. To achieve inner peace, desires have to be subdued and all thoughts should be centred on God. Engage yourselves in service activities in a spirit of dedication. True service consists in helping the poor and the forlorn in the society with humility and dedication. This is service to the Divine. Practise the saying - "Dil me Ram, Hath me Kaam." (Serve with your hands having installed God in the heart). Do not hanker after power and pelf.
Apalah gunanya memiliki kekayaan dan kedudukan tinggi jikalau engkau tak memiliki batin yang damai? Hati yang tenang dan tenteram adalah harta milik manusia yang paling berharga. Untuk memperolehnya, maka terlebih dahulu engkau harus bisa mengendalikan keinginan serta gejolak pikiranmu. Pusatkanlah perhatianmu kepada Tuhan dan libatkanlah dirimu dalam aktivitas-aktivitas pelayanan disertai oleh semangat dedikasi. Adapun bentuk pelayanan sejati diantaranya adalah - secara rendah hati dan penuh dedikasi - memberikan pertolongan /bantuan bagi mereka yang miskin dan melarat. Inilah pelayanan kepada Divine. Praktekkanlah slogan - “Dil me Ram, Hath me Kaam.” (Berikanlah pelayanan sembari mengingat Tuhan di dalam hatimu). Janganlah hanya mengejar kedudukan dan kekayaan.
-BABA
Saturday, October 11, 2008
Thoughts for the Day - 12th October 2008 (Sunday)
The essence of Bhakti (devotion) as well as Jnana (wisdom) is Prasanthi, supreme and unruffled peace. As the sky's clear blue is not affected by the clouds or rainstorms, lightning or thunder, but, remains the same in spite of these temporary disturbances, the mind of man too must be clear and calm, in spite of all the storms and stress of life.
Dasar utama Bhakti (devotion) dan Jnana (kebijaksanaan) adalah Prasanthi, yaitu kedamaian yang tertinggi. Seperti halnya langit biru yang sama sekali tidak terpengaruh oleh gumpalan awan, hujan badai, kilat maupun guntur; maka demikian pula seharusnya dengan batinmu. Jagalah agar mind tetap jernih dan tenang walaupun engkau menjalani kehidupan yang penuh dengan dinamika (stress).
-BABA
Friday, October 10, 2008
Thoughts for the Day - 11th October 2008 (Saturday)
Shanti (kedamaian) hanya bisa tercapai melalui cinta-kasih. Shanti adalah bagaikan buah pohon kehidupan. Kehidupan tanpa rasa damai adalah bagikan sebatang pohon kering yang tak ada nilainya. Buah-buahan memiliki kulit yang pahit agar sari buah manis yang ada di dalamnya tetap terpelihara dan terlindungi dari serangan hama/serangga. Untuk mencicipi manisnya sari buah itu, maka terlebih dahulu engkau harus mengupas kulitnya. Selanjutnya (pada buah-buah tertentu) juga terdapat lapisan tebal yang menyelimuti sari di bagian dalamnya; dimana lapisan ini merupakan representasi dari keenam sifat jelek yang membungkusi hati manusia, yakni: nafsu, kemarahan, keserakahan, kemelekatan, kesombongan dan kebencian. Melalui disiplin yang ketat dan konsisten, engkau akan mampu untuk menyingkirkan kualitas negatif itu dan akhirnya berhasil merasakan manisnya sari buah yang manis (tercapailah kedamaian abadi yang merupakan aspirasi setiap insan).
Thursday, October 9, 2008
Thoughts for the Day - 10th October 2008 (Friday)
Perasaan senang pada saat sedang menikmati keberuntungan dan sebaliknya perasaan sedih di kala sedang dirundung kemalangan. Sikap dan perasaan dualistik yang menganggap rasa senang dan sedih itu sebagai hal yang realistik (nyata/milikmu) haruslah bisa engkau atasi. Secara perlahan-lahan, identifikasi terhadap badan jasmani ini akan kita tinggalkan. Sebab inilah landasan utama bagi Jnana Yoga (jalan spiritual yang berazaskan kebijaksanaan).
Wednesday, October 8, 2008
Thoughts for the Day - 9th October 2008 (Thursday)
Bharatiyas have been celebrating the Navarathri festival from ancient times as a mode of worship of Devi, the Divine as mother. They worship the goddesses Durga, Lakshmi, and Saraswati during these nine days. The significance of Durga, Lakshmi, and Saraswati has to be rightly understood. The three goddesses represent the three kinds of potencies in man: Ichchaa Shakti (will power), Kriya Shakti (the power of purposeful action), and Jnana Shakti (the power of discernment). Saraswati is manifest in man as Vaak (the power of speech). Durga is present in the form of energy and dynamism. Lakshmi is manifest in the form of will power. The body indicates purposeful action - Kriya Shakti. The mind is the repository of will power - Ichchaa Shakti. The Atma is the power of discernment - Jnana Shakti.
Bharatiyas telah merayakan festival Navarathri dari sejak zaman dahulu sebagai salah satu bentuk ibadah terhadap Dewi, the Divine mother. Mereka menghormati dewi Durga, Lakshmi dan Saraswati selama sembilan hari. Engkau harus memiliki pemahaman yang benar tentang Dewi Durga, Lakshmi dan Saraswati. Ketiga dewi tersebut merupakan representasi dari ketiga jenis potensi yang ada di dalam diri manusia, yaitu: Ichchaa Shakti (will power/kekuatan kehendak), Kriya Shakti (kekuatan perbuatan bajik), dan Jnana Shakti (kekuatan pemahaman). Saraswati termanifestasikan di dalam diri manusia sebagai Vaak (kekuatan ucapan/power of speech). Durga dalam wujud sebagai energi dan dinamika, sedangkan Lakshmi termanifestasi sebagai kekuatan kehendak (will power). Badan fisik/badan jasmani ini merupakan representasi Kriya Shakti, mind (batin) merupakan tempat terdapatnya will power (Ichchaa Shakti) sedangkan Jnana Shakti mewakili kekuatan pemahaman (Jnana Shakti).
-BABA
Tuesday, October 7, 2008
Thoughts for the Day - 8th October 2008 (Wednesday)
What all Sadhakas (spiritual aspirants) have to do is this: first, Viveka is to be developed, that is to say, the capacity to distinguish between the eternal and the transitory, and to decide which is worthy. Second, a sincere attempt has to be made to experience what is chosen as worthy and true. Third, that effort should not be given up, whatever be the obstacles that come in the way. These three constitute genuine Tapas (penance). From this Tapas alone, real Shanti (peace) and Ananda (joy) is born.
Yang pertama kali perlu dilakukan oleh para sadhaka (aspiran spiritual) adalah sebagai berikut: pertama, engkau harus memupuk Viveka, yaitu kemampuan untuk membedakan antara yang abadi dan yang bersifat temporer, atau dengan perkataan lain, yaitu kemampuan untuk menentukan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak. Kedua, engkau harus melakukan upaya yang tulus untuk mengimplementasikan hal-hal yang sudah diputuskan oleh Viveka. Dan yang ketiga adalah bahwa upaya yang dilakukan tersebut haruslah mantap dan tidak terpengaruh oleh hambatan maupun rintangan yang ada. Ketiga aspek ini merupakan unsur utama dari Tapas (praktek tapa brata). Dari praktek tersebut, engkau akan memiliki Shanti (kedamaian) dan Ananda (kebahagiaan).
-BABA
Monday, October 6, 2008
Thoughts for the Day - 7th October 2008 (Tuesday)
All religions have taught what is good, and everyone should lead a righteous life based on this knowledge. If the minds are pure, how can any religion be bad? All the religions are different paths leading to one and the same destination. All devotees should experience this truth and live up to it in their daily lives. They should lead righteous lives and thereby experience enduring bliss. Only then will their spiritual effort be fruitful. Listen to the words of the wise, purify your thoughts and concentrate your mind on God. God can be installed only in a pure heart. The aim of all Sadhana (spiritual practices) should be to purify the heart.
Semua ajaran agama mengajarkan hal-hal yang baik dan tugas setiap orang adalah menjalani kehidupan yang bajik berdasarkan pengetahuan itu. Jikalau batinmu suci dan murni, bagaimanalah mungkin ada agama yang jahat? Agama-agama yang ada hanya berbeda dalam rute perjalanan yang ditempuh masing-masing, namun tujuannya sama dan satu adanya. Semua bhakta haruslah menyadari kebenaran ini dan menjalaninya dalam kehidupannya sehari-hari. Jalanilah kehidupan yang bajik dan berbahagialah. Dengan demikian, semua upaya spiritualmu akan membuahkan manfaat. Dengarkanlah nasehat-nasehat dari mereka yang bijak serta murnikanlah pikiranmu serta konsentrasikanlah batinmu terhadap Tuhan. Beliau hanya bisa bermukim di dalam hati yang murni. Tujuan dari segala bentuk sadhana adalah untuk memurnikan hatimu.
-BABA
Sunday, October 5, 2008
Thoughts for the Day - 6th October 2008 (Monday)
Every single unselfish act which prepares the ground for the merging of the soul with the Higher Soul, which broadens the vision towards the Brahman (Divinity) immanent everywhere, is a Dharmic (righteous) act. Each such act is a tiny stream rushing towards the sea of Brahmajnana, the supreme knowledge of the Self. Whatever is done in an attitude of dedication and surrender is a Dharmic act which leads to Self-realisation.
Setiap bentuk tindakan yang dilakukan secara tanpa pamrih sebagai persiapan untuk bersatunya jiwa (individu) dengan Higher Soul (Paramatma/Tuhan), dapat dikategorikan sebagai perbuatan Dharmic. Demikian pula halnya dengan tindakan/perbuatan yang semakin memperluas wawasan (cara pandang) bahwa Brahman (Divinity) ada dimana-mana. Setiap bentuk tindakan tersebut bagaikan aliran sungai kecil yang bergegas menuju ke samudera Brahmajnana (pengetahuan tertinggi tentang Self/Atma). Segala bentuk perbuatan yang dilakukan dengan semangat dedikasi dan pasrah-diri merupakan perbuatan Dharmic yang akan menuntun kepada Self-realisation (pencerahan diri).
-BABA
Saturday, October 4, 2008
Thoughts for the Day - 5th October 2008 (Sunday)
In all worldly activities, you should be careful not to wound propriety, or the canons of good conduct. You should not play false to the promptings of the Inner Voice. You should be prepared at all times to respect the dictates of your conscience. You should watch your steps to see whether you are in some one else's way. You must be ever vigilant to discover the unifying Truth behind all the scintillating variety.
Dalam kegiatan sehari-hari, engkau harus berhati-hati agar tidak melanggar norma-norma kesopanan. Disamping itu, engkau juga perlu waspada agar tidak mengingkari suara hatimu dan sebaliknya harus senantiasa tanggap terhadap panggilan-Nya. Perhatikanlah setiap langkahmu guna memastikan bahwa engkau tidak menghalangi jalan orang lain. Engkau harus selalu berupaya untuk menemukan kebenaran hakiki yang ada di belakang segala kegemerlapan dunia ini.
-BABA
Friday, October 3, 2008
Thoughts for the Day - 4th October 2008 (Saturday)
Date: Saturday, October 04, 2008
Live in the constant contemplation of your kinship with others and with the Universe. Do good to others, treat all nature kindly, speak soft and sweet words, become like a child devoid of envy, hate and greed. When your love crosses the boundaries of your family and community, and expands to those beyond, you have taken the first step to cross the threshold of Maya (delusion).
Hiduplah dalam semangat persaudaraan dengan setiap orang dan dengan seisi alam semesta. Berbuat kebajikan, perlakukan alam sekitar dengan baik, berbicara secara sopan dan santun, jadilah seperti seorang anak yang tak memiliki sikap iri-hati, benci maupun serakah. Ketika cinta-kasihmu sudah menjangkau batasan-batasan di luar dari keluarga dan komunitasmu, maka itu berarti engkau sudah mengambil langkah pertama dalam mengatasi jeratan Maya (delusi).
-BABA
Thursday, October 2, 2008
Thoughts for the Day - 3rd October 2008 (Friday)
Date: Friday, October 03, 2008
The best way to get rid of weakness is to strike it at its very root - the mistaken belief that you are the body, that you have a name and a form, these senses, this intelligence and this mind. These are all the luggage you carry. Don't you say, "my mind", "my hand", just as you say, "my book", "my umbrella"? Who is this 'I' that calls all these "mine"? That is the real 'you'. It was there when you were born, when you were sleeping forgetful of all else, forgetful even of your body with all its equipment, internal and external. That 'I' cannot be harmed; it does not change, it knows no death or birth. Learn the discipline that makes you aware of this truth and you will be ever free and bold. That is real Vidya (knowledge), the Atma Vidya (knowledge of the Self).
Cara yang terbaik untuk menyingkirkan kelemahan (diri) adalah dengan cara mengatasinya mulai dari akar penyebabnya, yaitu kepercayaan yang keliru bahwa seolah-olah dirimu adalah badan jasman ini, bahwa engkau memiliki nama dan rupa, dan 'tipuan-tipuan' lain yang ditimbulkan oleh panca inderamu, kecerdasan (intelligence) serta mind (batin). Semuanya itu adalah bagikan koper/barang bawaan yang engkau jinjing (dalam perjalanan hidup ini). Bukankah engkau mengatakan, “ini adalah pikiranku”, “ini tanganku”, persis seperti halnya ketika engkau mengatakan bahwa “ini adalah buku milikku”, “payung-ku”? Lalu, siapakah “Aku” yang menyebutkan bahwa semuanya itu adalah “milikku”? Nah, itulah 'dirimu' yang sebenarnya. Ia sudah ada di sana sejak engkau terlahirkan, bahkan ketika engkau sedang tertidur dan melupakan segala-galanya (termasuk lupa terhadap badan jasmanimu beserta dengan perangkat-perangkatnya). Sang “aku” tersebut tidak bisa dicederai; ia tak mengalami perubahan, ia tak mengenal kematian maupun kelahiran. Pelajarilah disiplin yang akan membuatmu menjadi sadar atas kebenaran ini, maka kelak engkau akan terbebaskan. Inilah Vidya (pengetahuan) yang sebenarnya, atau yang dikenal juga sebagai Atma Vidya (pengetahuan tentang jati diri sejati/Self).
-BABA
Wednesday, October 1, 2008
Thoughts for the Day - 2nd October 2008 (Thursday)
One's selfish needs have to be sacrificed. There must be constant effort to do good to others. One's desire should be to establish the welfare of the world. With such feelings in one's heart, one must meditate on the Lord. This is the right path.
Keinginan-keinginan pribadimu perlu dikorbankan. Engkau juga perlu melakukan upaya-upaya secara terus-menerus untuk berbuat baik terhadap orang lain. Keinginanmu haruslah demi untuk membangun kesejahteraan bagi seluruh dunia. Dengan perasaan seperti itu di dalam hatimu, bermeditasilah terhadap-Nya. (Sebab) inilah jalan yang benar.
-BABA