The four goals laid down by Sai, are those laid down by Vedas. They are Satya, Dharma, Shanti and Prema. Mankind must understand the importance of these four goals, accept them, adore them, and practise them in daily life. Only then can Divinity latent in man shine forth in all its glory. Truth (Satya) is the first ideal. It is realised by sadhana of the tongue. The second, Dharma (righteous living), is realised by the sadhana of the body and its components in relation to society which surrounds man and the objective world which affects him and is affected by him. By his right action and right conduct, man can attain the third goal, Shanti - unaffected poise or peace. This can be won by the discipline of the mind. Satya establishes itself on the tongue through satwik sadhana; Dharma is achieved by the exercise of rajasik (active) regulation; Shanti or peace is the consequence of tamasik withdrawal and even inactivity. But, Prema (love), the fourth goal, is beyond these three modes and beyond thought, word and deed! Divine Love is not easily comprehensible. Prema is God. God is Prema. To consider it as a method of speech, an attitude of mind or as physical behaviour is to sorely demean it. Prema has no trace of selfishness; it is not bound by motives.
- Divine Discourse, Mar 08, 1981.
The human values can progress and thrive only in a spiritual environment.
Empat tujuan yang ditetapkan oleh Sai, juga ditetapkan dalam Weda. Empat tujuan itu adalah _Satya, Dharma, Shanti dan Prema. Manusia harus mengerti pentingnya keempat tujuan ini dengan menerima, memuliakan dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan demikian keilahian yang terpendam dalam diri manusia dapat bersinar dengan segala kemuliaannya. Kebenaran (Satya) adalah tujuan yang pertama. Kebenaran dapat disadari dengan sadhana dari lidah. Tujuan kedua adalah Dharma (hidup yang benar) yang dapat disadari dengan sadhana dari tubuh dan bagian-bagiannya dalam hubungan kepada masyarakat yang mengelilingi manusia dan dunia objektif yang mempengaruhi dan dipengaruhi olehnya. Melalui perbuatan dan tingkah laku yang benar, manusia dapat mencapai tujuan yang ketiga yaitu Shanti – ketenangan atau kedamaian yang tidak terpengaruh. Hal ini dapat dicapai dengan disiplin dari pikiran. Satya terbentuk pada lidah melalui satwik sadhana; Dharma dicapai dengan praktek aturan yang bersifat aktif (rajasik); Shanti atau kedamaian merupakan konsekuensi dari tamasik yaitu penarikan diri dan bahkan ketidakterlibatan. Namun, Prema (kasih) yang merupakan tujuan keempat adalah melampaui ketiga tujuan tersebut dan melampaui pikiran, perkataan dan perbuatan! Kasih Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah dipahami. Prema adalah Tuhan dan Tuhan adalah Prema. Dengan menganggap prema sebagai cara untuk berbicara, sebuah sikap pikiran atau sebuah perilaku fisik sejatinya merendahkan makna sesungguhnya. Prema tidak memiliki jejak dari mementingkan diri sendiri; prema tidak terikat pada motif apapun juga.
- Divine Discourse, 08 Maret 1981.
Nilai-nilai kemanusiaan dapat berkembang dan tumbuh subur hanya dalam lingkungan spiritual.
No comments:
Post a Comment