Tuesday, March 11, 2025

Thought for the Day - 8th March 2025 (Saturday)

Do not allow the mind to dwell on the faults and vices of others; it will be contaminated thereby. Fix it on the fairness and virtues of others; it will be sanctified thereby. I know that during moments of emotional frenzy, you set aside your real nature and you indulge in abusing others or wish that they come to harm or exult over their distress. Such evil thoughts get implanted in your own minds and grow wild, leading to distress and dishonour in return in your own life. Why worry about others? Speak to them if you like them. If you do not like them, leave them alone. Why seek faults in them and talk ill of them? To do so is to invite spiritual downfall. Such people lose all the gains they hope to secure by japa, puja, dhyana, or darshan (repetition of the Lord's Name, ritual worship, meditation and divine vision). They will remain bitter despite all these sadhanas (spiritual disciplines), like the bitter gourd which a pilgrim carried with him, intending to make it sweet by dipping it in holy waters. 


- Divine Discourse, Feb 29, 1984.

It is enough if you search and discover one fault of yours - that is better than discovering tens of hundreds of faults in others.



Jangan biarkan pikiran berkutat pada kesalahan dan keburukan orang lain; karena hal itu akan mencemari pikiran. Arahkan pikiran pada kebaikan dan kemuliaan orang lain; hal ini akan menyucikan pikiran. Aku tahu pada saat emosi tidak terkendali, engkau mengesampingkan sifat aslimu dan engkau akan menghina orang lain atau berharap bahwa mereka celaka atau senang melihat penderitaan mereka. Gagasan yang jahat seperti itu tertanam dalam pikiranmu dan tumbuh liar yang mengarah pada penderitaan dan penghinaan bagi dirimu sendiri. Mengapa kita mencemaskan orang lain? Berbicaralah pada mereka jika engkau menyukai mereka. Jika engkau tidak menyukai mereka, biarkan saja. Mengapa mencari kesalahan-kesalahan dalam diri mereka dan membicarakan hal buruk tentang mereka? Itu hanya membawa kejatuhan dalam spiritual. Orang-orang seperti itu kehilangan semua berkah yang seharusnya didapatkan melalui japa, puja, dhyana, atau darshan (pengulangan nama suci Tuhan, ritual, meditasi dan penglihatan ilahi). Mereka akan tetap merasa getir meskipun telah melakukan semua sadhana ini (disiplin spiritual), seperti halnya buah pare yang dibawa oleh seseorang, berharap menjadi manis dengan mencelupkannya ke dalam air suci. 


- Divine Discourse, 29 Februari 1984.

Adalah cukup bagimu jika engkau menemukan dan menyadari satu kesalahanmu sendiri – hal itu adalah lebih baik daripada mengungkapkan ratusan kesalahan dalam diri orang lain. 

No comments: