The aspirant must not exult when his happiness is promoted, nor be disheartened when misery becomes his lot. "Thy will, not mine" shall be his constant assertion to himself. Few seekers seek to unravel the intention of God, to tread the path that leads to Him, and to follow the ideals He lays down. They follow their own instincts and judgements and get distress and despair as reward. They are not aware of the sacrilege they commit. They proclaim that God is the inner motivator and that He is present everywhere but behave as if He is absent in places they do not like Him to be. They fritter away precious time in dry discussions and controversies about God. Each one can explore the truth of God and delve into His mystery only as far as their moral, intellectual and mental capacities permit. One can collect from the ocean only as much water as one’s vessel holds. God is immeasurably vast; He is beyond the reach of the most daring imagination! A pupil of a particular standard in school has to study the texts prescribed for pupils of that level of intelligence.
- Divine Discourse, 29 Februari 1984.
God can be known only by an intellect that has been cleansed of all traces of attachment and hatred, of egotism and the sense of possession.
Peminat spiritual tidak boleh terlalu merasa bersuka ria ketika kebahagiaannya meningkat, dan tidak boleh juga berkecil hati ketika penderitaan selalu menghampirinya. "Kehendak-Mu dan bukan kehendaku" harus selalu ditanamkan di dalam dirinya. Hanya sedikit pencari spiritual yang berusaha memahami kehendak Tuhan, menapaki jalan yang mengarah pada Tuhan, dan mengikuti ajaran yang Tuhan telah berikan. Sebaliknya, mereka mengikuti naluri dan penilaian mereka sendiri yang mana menuntun pada penderitaan dan keputusasaan sebagai hasilnya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan penghinaan pada ajaran suci. Mereka menyatakan bahwa Tuhan adalah penggerak batin dan Tuhan ada dimana-mana, namun mereka bertingkah laku seolah-olah bahwa Tuhan tidak ada di tempat yang mereka tidak sukai. Mereka membuang-buang waktu yang berharga dalam perdebatan kering dan kontroversi tentang Tuhan. Setiap orang dapat menyelidiki tentang kebenaran Tuhan dan menyelami misteri-Nya hanya sejauh diijinkan oleh kapasitas moral, intelektual dan batin mereka. Seseorang dapat mengumpulkan air dari lautan sebanyak yang bisa ditampung oleh wadahnya. Tuhan adalah luas yang tidak bisa diukur; Tuhan berada di luar jangkauan imajinasi yang paling berani sekalipun! Seorang murid yang berada di kelas tertentu harus belajar pelajaran yang ditentukan untuk murid tersebut sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
- Divine Discourse, 29 Februari 1984.
Tuhan hanya dapat diketahui dengan kecerdasan yang telah dibersihkan dari semua jejak keterikatan dan kebencian, egoisme dan rasa kepemilikan.
No comments:
Post a Comment