There is the flow of water underneath the ground. But, how can we benefit from it unless efforts are made to dig down into that source? A good deal of 'desire-for-sense-satisfaction' must be removed before that inner spring of peace and joy can be tapped. Your lives are essentially of the nature of Peace; your Nature is essentially Love; your hearts are saturated with Truth. Rid yourselves of the impediments that prevent their manifestation; you do not make any attempt towards this, and so, there is no peace or love or truth in the home, community, nation and the world. The husband and the wife do not live in concord; the father and his sons are involved in factions; even friends do not see eye to eye! Twins take different paths. For they live in a competitive, warring world of passions and emotions. It is only when God is the Goal and Guide that there can be real peace, love and truth. The Divine must be revered at all times; what pleases the Divine must be understood and followed!
- Divine Discourse, Feb 21, 1974
Though Peace is the very nature of man, desire and
anger succeed in suppressing it. When they are removed, Peace shines in its own effulgence.
Ada aliran arus air di bawah tanah. Namun, bagaimana kita bisa mendaptakan manfaat dari aliran bawah tanah jika tidak ada usaha untuk menggali ke bawah menuju sumbernya? Banyak sekali 'keinginan untuk kepuasan indria' yang harus dihilangkan sebelum sumber kedamaian dan suka cita dalam batin dapat dimanfaatkan. Hidupmu pada hakikatnya adalah bersifat damai; sifat alamimu pada hakikatnya adalah kasih; hatimu dipenuhi dengan kebenaran. Singkirkanlah dari dirimu halangan-halangan yang mencegah terwujudnya hakikat dirimu; engkau tidak melakukan usaha apapun mengarah pada hal ini, dan karenanya tidak ada kedamaian atau kasih atau kebenaran dalam rumah, masyarakat, bangsa dan dunia. Suami dan istri tidak hidup dalam keharmonisan; ayah dan putranya terlibat dalam perselisihan; bahkan persahabatan tidak selaras! Si kembar menempuh jalan yang berbeda. Karena mereka hidup dalam dunia yang penuh persaingan, penuh nafsu dan emosi. Hanya ketika Tuhan menjadi tujuan dan penuntun maka kedamaian, kasih dan kebenaran yang sejati dapat terwujud. Keilahian harus dihormati sepanjang waktu; apa yang menyenangkan Tuhan harus dipahami dan diikuti!
- Divine Discourse, 21 Februari 1974
Walaupun kedamaian adalah hakikat sejati dari manusia, namun keinginan dan kemarahan berhasil menekannya. Ketika keinginan dan kemarahan disingkirkan maka kedamaian bersinar dengan sendirinya.

No comments:
Post a Comment