Monday, March 25, 2019

Thought for the Day - 23rd March 2019 (Saturday)

For treading the path of devotion, one needs no scholarship, nor wealth nor riches, nor ascetic rigours. Tell Me, what was the lineage of Valmiki, the wealth of Kuchela, the scholarship of Sabari, the age of Prahlada, the status of Gajaraja, and the attainments of Vidura? Pure Love (Prema) — that was all they had, and that was all they needed. The grace of the Lord is as the ocean - vast and limitless. By your spiritual disciplines, your repetition of a name of God, meditation, and systematic cultivation of virtue, this grace is converted into clouds of truth. This cloud rains on humanity as showers of prema, which collect and flow as the flood of bliss (ananda) back again into the ocean of the Lord’s grace. When prema embraces humanity, we call it compassion, the quality not of pity but of sympathy — sympathy that makes one happy when others are happy and miserable when others are unhappy.


Untuk menapaki jalan bhakti, seseorang tidak membutuhkan kesarjanaan, tidak kekayaan, dan tidak juga kerasnya pertapaan. Katakan kepada-Ku, apa yang menjadi silsilah dari Valmiki, kekayaan dari Kuchela, kesarjanaan dari Sabari, usia dari Prahlada, dan status dari Gajaraja, dan pencapaian dari Vidura? Kasih yang murni (Prema) — itu semuanya yang mereka miliki dan hanya itu yang diperlukan. Rahmat Tuhan adalah sebuah lautan – sangat luas dan tidak terbatas. Dengan disiplin spiritualmu, pengulang-ulangan nama Tuhanmu, meditasi dan peningkatan kebajikan secara teratur, rahmat ini diubah menjadi awan kebenaran. Awan ini menyirami manusia sebagai curahan hujan prema, yang berkumpul dan mengalir sebagai banjir kebahagiaan (ananda) kembali lagi ke lautan rahmat Tuhan. Ketika prema memeluk manusia, kita menyebutnya dengan welas asih, kualitasnya bukan karena kasihan namun simpati— simpati yang membuat seseorang bahagia ketika yang lainnya bahagia dan merasa sedih saat yang lainnya tidak bahagia. (Divine Discourse, Mar 24, 1958)

-BABA

No comments: