Tuesday, April 28, 2020

Thought for the Day - 27th April 2020 (Monday)

Moksha means liberation. Every living being is perforce an aspirant (mumukshu) for liberation, a practitioner of renunciation. Everyone has to be a renunciate (tyagi), versed in detachment. This is the final truth, the indisputable truth. When we give up our body and leave, we don’t take even a handful of earth with us. When we don’t learn to give up, upon death nature teaches us this great truth about the need and value of detachment and renunciation. So it is good to learn the lesson even before this happens. The person who learns and practises this truth is indeed blessed. Detachment is the second valuable virtue that spiritual learning (vidya) imparts (the first being the absence of pride and egotism). Empty a pot of the water that filled it, and the sky that one could see within the pot as an image or shadow gets lost along with the water. But the genuine sky enters the pot. So too, when that which is not Atma is discarded, Atma remains and liberation is attained. 


Moksha berarti pembebasan. Setiap makhluk hidup mau tidak mau adalah seorang peminat (mumukshu) untuk pembebasan, seorang pelaksana dari pelepasan keterikatan duniawi. Setiap orang harus menjadi seorang yang melepaskan keterikatan duniawi (tyagi), berpengalaman dalam tanpa keterikatan. Ini adalah kebenaran yang terakhir, kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi. Ketika kita meninggalkan tubuh kita dan pergi, kita tidak membawa bahkan segenggam tanah bersama dengan kita. Ketika kita tidak belajar untuk melepaskan, pada saat kematian maka alam mengajarkan kita kebenaran agung ini tentang perlunya dan nilai dari tanpa keterikatan dan melepaskan keterikatan duniawi. Jadi, adalah baik untuk belajar pelajaran ini bahkan sebelum waktunya tiba. Seseorang yang belajar dan mempraktikkan kebenaran ini adalah benar-benar terberkati. Tanpa keterikatan adalah kebajikan berharga kedua yang diberikan dalam pembelajaran spiritual (vidya) sedangkan bagian yang pertama adalah tidak adanya kesombongan dan egoisme. Saat bejana yang berisi air dikosongkan, maka bayangan dan gambar langit yang seseorang dapat lihat juga akan lenyap bersamaan dengan air itu. Namun langit yang sesungguhnya akan memasuki bejana itu. Begitu juga, ketika hal-hal lain yang bukan Atma dibuang, maka hanya Atma yang masih ada dan pembebasan dicapai. (Vidya Vahini, Ch 4)

-BABA

No comments: