Monday, February 25, 2019

Thought for the Day - 19th February 2019 (Tuesday)

The epics teach the path of devotion and surrender. They ask that one should do every deed in a spirit of dedication. Allow the wind of doubt or the sun of despair to affect the pot of Ananda (bliss) you have filled, and it will evaporate quickly. But keep the pot in the cool waters of good company and good deeds; it can be preserved undiminished for ever. Ananda too grows when you dwell on it in silence and recapitulate the circumstances which yielded it. That is why manana or inner reflection is such an important part of spiritual effort. Like the child which throws off its toys and starts crying, you too must realise the paltriness of the toys of fame and fortune, and call out for the Mother. The child feels that all else is trash before the love of the Mother and the blessedness of Her presence. One should not aspire for anything less.  
Epos atau cerita kepahlawanan mengajarkan jalan bhakti dan berserah diri. Epos ini menginspirasi kita seharusnya melakukan setiap perbuatan dengan semangat dedikasi. Biarkan angin keragu-raguan atau mentari keputus-asaan untuk mempengaruhi wadah Ananda (kebahagiaan) yang telah engkau isi, dan semuanya itu akan menguap dengan cepat. Namun biarkan wadah tersebut tetap ada di dalam air yang dingin dari pergaulan yang baik serta perbuatan yang baik; kebahagiaan itu dapat dijaga tanpa berkurang selamanya. Ananda juga dapat tumbuh ketika engkau memikirkannya dalam keheningan dan menyimpulkan keadaan yang dapat memberikan kebahagiaan. Itulah sebabnya manana atau perenungan batin adalah bagian yang begitu penting dari usaha spiritual. Seperti halnya anak yang melemparkan mainannya dan mulai menangis, engkau juga harus menyadari betapa tidak ada artinya mainan berupa ketenaran dan keberuntungan, dan menangis memanggil Ibu. Anak merasakan bahwa segala yang lainnya adalah tidak ada artinya dihadapan kasih ibu dan menjadi berkat atas kehadirannya. Seseorang seharusnya tidak mengharapkan sesuatu yang kurang bernilai. - Divine Discourse, Jul 02, 1966

-BABA

No comments: