Friday, October 11, 2019

Thought for the Day - 7th October 2019 (Monday)

There is no compulsion that you should have an external altar (for the Yajna) as here. Only, you should be vigilant about the purity of the words you utter or listen to and the deeds you engage in. Really speaking, your heart is the ceremonial altar; your body, the fireplace; your hair, the holy grass (darbha); your wishes, the fuel-sticks that feed the fire; desire, the ghee that is poured into the fire to make it burst into flame; anger is the sacrificial animal; and the fire is the tapas (penance) we accomplish. People sometimes interpret tapas as ascetic practices like standing on one leg or on the head. No, tapas is not physical contortion. It is the complete and correct coordination of thought, word and deed. When this is achieved, the splendour of fire will manifest. 


Tidak ada keharusan dimana engkau harus memiliki sebuah altar di luar (untuk Yajna) seperti ini. Hanya, engkau harus waspada pada kesucian dari kata-kata yang engkau ucapkan atau dengarkan serta perbuatan yang engkau lakukan. Berbicara sesungguhnya, hatimu adalah altar untuk upacara; tubuhmu adalah tempat api suci; rambutmu adalah rumput suci (darbha); harapanmu adalah kayu bakar untuk menghidupkan api; keinginan adalah ghee yang dituangkan ke dalam api untuk membuatnya tetap menyala; kemarahan adalah binatang yang dikorbankan; dan api adalah tapa (pengendalian diri) yang kita lakukan. Orang-orang kadang-kadang menerjemahkan tapa seperti yang dilakukan oleh para pertapa yaitu berdiri dengan satu kaki atau dengan kepala. Bukan, tapa bukanlah gerakan fisik. Ini merupakan sepenuhnya dan koordinasi yang benar dari pikiran, perkataan, dan perbuatan. Ketika hal ini dicapai, kemuliaan api akan terwujud. (Divine Discourse, Oct 02, 1981)

-BABA

No comments: