It is generally believed that God incarnated as Vamana in order to uproot the ego of Bali. This is not the truth. The incarnation had as its purpose the conferment of the boon of liberation. For, Bali had no inkling of ego in him. When Vamana asked for 'three feet of ground' from him, his Guru tried his best to prevent him from giving it to Vamana. "My dear fellow! This is no ordinary mendicant. He is God Narayana Himself. If you agree to give Him what He asks for, you are certain to be mined!" But, Emperor Bali replied, "Whoever it be, he has asked and giving what is asked is my duty. It is my great good fortune that God Narayana has come, with hands extended to receive a gift from me. I shall not listen to your teachings now. The hand that gives is on top of the hand that receives. This is indeed unique luck," he said. The three steps are the physical (Adhibhautika), the mental (Adhidaivika) and the spiritual (Adyathmika). The first two steps covered earth and sky and for the third, Emperor Bali's heart was the most appropriate gift! Since the heart was offered to God Narayana, his body sank into patala (the Nether Regions). The first two steps mean the identification with the body and the mind was eliminated. Bali had achieved the stage of total surrender. His heart, mind and intelligence were the Lord's.
- Divine Discourse, Sep 01, 1982.
If you cannot sacrifice trivial and transient pleasures, how can you experience the Bliss of the Eternal?
Secara umum diyakini bahwa Tuhan mengambil inkarnasi sebagai Vamana untuk mencabut ego dari Raja Bali. Ini tidaklah benar. Inkarnasi Tuhan memiliki tujuannya untuk menganugerahkan rahmat pembebasan. Karena, Raja Bali tidak memiliki ego di dalam dirinya. Ketika Vamana meminta 'tanah seluas tiga langkah kaki-Nya' dari Raja Bali, gurunya telah mencoba dengan sekuat tenaga mencegahnya untuk mengabulkan permintaan Vamana. "Muridku terkasih! Dia bukanlah pengemis biasa. Dia adalah Narayana sendiri. Jika engkau mengabulkan permintaan-Nya, engkau pastinya akan terancam!" Namun, Raja Bali menjawab, "Siapapun dia, jika dia telah meminta maka kewajibanku untuk mengabulkannya. Ini merupakan keberuntungan yang sungguh luar biasa bagiku dimana Narayana sendiri telah datang, dengan tangan terulur untuk menerima pemberian dariku. Untuk saat sekarang aku tidak dapat mengikuti nasehat guru. Tangan yang memberi berada di atas dari tangan yang menerima. Ini adalah keberuntungan yang sangat istimewa," kata Raja Bali. Tiga langkah kaki itu adalah fisik (Adhibhautika), batin (Adhidaivika) dan spiritual (Adyathmika). Dua langkah pertama meliputi bumi dan langit sedangkan langkah ketiga, hati dari Raja Bali adalah tempat yang sesuai! Karena Hatinya dipersembahkan kepada Narayana, maka tubuhnya tenggelam ke dalam patala (wilayah bawah). Dua langkah pertama berarti identifikasi dengan tubuh dan pikiran telah dihapus. Raja Bali telah mencapai tahap penyerahan diri sepenuhnya. Hati, pikiran dan kecerdasannya adalah milik Tuhan.
- Wejangan Bhagavan, 1 September 1982.
Jika engkau tidak bisa mengorbankan kesenangan yang sementara dan sepele, bagaimana engkau dapat mengalami Kebahagiaan yang kekal?
No comments:
Post a Comment