From a stone to a diamond, from an ant to an elephant, from an ordinary man to a sage, everything and every being in Bharat was regarded as a manifestation of the Divine. Every object was considered worthy of worship. That was why they sanctified a stone image and worshipped it. Bharat is the land in which the tender Tulasi plant and the giant banyan tree were worshipped with equal devotion. Cows, horses, elephants and other animals were treated as sacred objects of worship. Even ants were considered worthy of care and protection and rice flour or sugar was offered to them every day. Crows and eagles, dogs and monkeys were deemed worthy of worship. Not realising the deeper truth underlying this attitude to various objects in creation, ignoramuses choose to regard this worship as a silly superstition. This is wholly wrong. Bharat considered that the expression of Divine love should not be confined to human beings but should be extended to all beings. This is the great ideal that Bharath has held out to the world.
- Divine Discourse, Sep 03, 1988.
Develop nearness, proximity, kinship with God. Win Him by obedience, loyalty, humility and purity.
Dari sebongkah batu hingga sebuah berlian, dari seekor semut hingga pada seekor gajah, dari seorang manusia biasa hingga pada guru suci, segala sesuatu dan setiap makhluk di Bharat dianggap sebagai perwujudan dari Tuhan. Setiap objek dianggap layak untuk dipuja. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Bharat menyucikan sebuah arca dari batu dan memujanya. Bharat adalah tanah dimana tanaman Tulasi yang lembut dan pohon beringin yang besar dipuja dengan rasa bhakti yang sama. Sapi, kuda, gajah dan binatang lainnya diperlakukan sebagai objek yang suci untuk dipuja. Bahkan semut dianggap layak untuk dijaga dan dilindungi dimana tepung beras atau gula diberikan pada semut setiap harinya. Burung gagak dan elang, anjing dan kera dianggap layak untuk dipuja. Dengan tanpa menyadari kebenaran mendalam yang mendasari sikap ini terhadap berbagai jenis objek dalam ciptaan, orang-orang bodoh memilih dengan menganggap bentuk pemujaan ini sebagai sebuah takhayul yang konyol. Pandangan ini sepenuhnya adalah salah. Bharat menganggap bahwa ungkapan kasih Tuhan tidak hanya dibatasi pada sesama manusia saja namun harus diperluas pada semua makhluk. Ini adalah idealisme yang begitu agung yang telah dibawa oleh Bharath pada dunia.
- Wejangan Bhagawan, 3 September 1988.
Kembangkan kedekatan, keakraban, kekerabatan dengan Tuhan. Dapatkan Tuhan dengan kepatuhan, kesetiaan, kerendahan hati dan kemurnian.
No comments:
Post a Comment