If you have steady and resolute love, concentration becomes intense and unshakeable. Faith develops into love, and love results in concentration. Prayer begins to yield fruit under such conditions. Pray using the Name as a symbol of the Lord. Pray keeping all the waves of the mind stilled. Pray as the performance of a duty for your very real existence, as the only justification for your coming into the world as a human. ‘Mine’ and ‘yours’ — these attitudes are only for identification. They are not real; they are temporary. ‘His’ — that is the truth, the eternal. It is like the headmaster of a school being in temporary charge of the furniture of the school. He must hand over the items when he is transferred or retired. Treat all things with which you are endowed, just as the headmaster treats the furniture. Be always aware that the final checking-up is imminent. Wait for that moment with joy. Be ready for that event. Have your accounts up to date and the balance already calculated to be handed over. Treat all things entrusted to you with care and diligence.
- Divine Discourse, Nov 23, 1961.
By means of the name, love is developed; through love, meditation of the Lord can be practised.
Jika engkau memiliki kasih yang teguh dan mantap, konsentrasi menjadi kuat dan tidak tergoyahkan. Keyakinan berkembang menjadi kasih, dan kasih menghasilkan konsentrasi. Doa mulai membuahkan hasil dalam kondisi seperti itu. Berdoalah dengan menggunakan Nama sebagai simbul dari Tuhan. Berdoalah agar semua bentuk gelombang pikiran tetap tenang. Berdoalah sebagai pelaksanaan kewajiban untuk keberadaanmu yang sejati, sebagai satu-satunya alasan kedatanganmu ke dunia sebagai manusia. ‘Milikku’ dan ‘Milikmu’-- kedua bentuk sikap ini hanyalah untuk identifikasi. Keduanya tidaklah nyata; keduanya bersifat sementara. ‘Milik-Nya’ – itu adalah kebenaran, bersifat abadi. Hal ini seperti kepala sekolah yang sementara bertanggung jawab atas perlengkapan yang ada di sekolah. Dia harus menyerahkan perlengkapan tersebut saat dia dipindahkan atau pensiun. Perlakukan semua hal yang dipercayakan kepadamu, seperti halnya kepala sekolah memperlakukan perlengkapan sekolah itu. Selalulah untuk sadar bahwa pengecekan terakhir semakin dekat. Tunggulah saat itu dengan suka cita. Bersiaplah untuk momen tersebut. Sudahkah laporanmu diperbaharui dan saldonya sudah dihitung untuk diserahkan. Perlakukan semua yang dipercayakan kepadamu dengan hati-hati dan ketekunan.
- Divine Discourse, 23 November 1961.
Dengan sarana Nama Tuhan, kasih dipupuk; melalui kasih, meditasi pada Tuhan dapat dilakukan.
No comments:
Post a Comment