Everything is subject to change and decay in this world. Whether it be physical objects or individuals, all are transient and impermanent. Nothing is lasting. Only your purity is permanent. Purity is the essential nature of man. But if man leads a polluted life, he is degrading himself. Man's purity is manifest when human relations are based on heart-to-heart and love-to-love. Love has the form of a triangle with three arms. Prema (divine love) does not seek any return. Where an individual offers love in expectation of a return, fear overtakes him. The one who loves with no expectation of any return is totally free from fear. Love knows only to give, not to receive. Such a love is free from fear. For true love, love is its own reward. Thus, love seeks no return, is free from fear and is its own reward. These are the basic features of true love. Love today is based on desire for a return benefit. It is filled with fear and anxiety. Thus love is motivated. When love is based on a desire for transient and perishable objects, life will be futile. Love must be its own reward.
- Divine Discourse, Jul 12, 1988.
It is only by fostering love you can win the grace of God.
Segala sesuatu di dunia dapat berubah dan mengalami kehancuran. Baik objek fisik atau individu, semuanya bersifat sementara dan tidak kekal. Tidak ada yang bersifat abadi. Hanya kesucianmu yang bersifat kekal. Kesucian adalah sifat mendasar dari manusia. Namun jika manusia menjalani hidup yang tercela, dia sedang merendahkan dirinya sendiri. Kesucian manusia terwujud ketika hubungan manusia didasarkan dari hati ke hati dan dari kasih ke kasih. Kasih memiliki wujud segitiga dengan tiga lengan. Prema (kasih Tuhan) bersifat tidak mencari balasan atau imbalan. Saat seseorang menawarkan kasih dalam pengharapan untuk mendapatkan balasan, maka ketakutan akan menguasainya. Seseorang yang mengasihi dengan tanpa mengharapkan balasan adalah sepenuhnya bebas dari rasa takut. Kasih hanya tahu memberi, dan tidak menerima. Kasih yang seperti itu adalah bebas dari rasa takut. Karena kasih sejati, kasih itu sendiri adalah sebagai imbalannya. Jadi, kasih tidak mengharapkan balasan, bebas dari rasa takut dan kasih itu sendiri adalah imbalannya. Itu adalah ciri-ciri dari kasih yang sejati. Kasih yang ada pada saat sekarang didasarkan pada keinginan untuk imbalan yang menguntungkan. Kasih ini diliputi dengan rasa takut dan kecemasan. Jadi kasih itu dilandasi adanya motif. Ketika kasih didasarkan pada keinginan untuk objek yang sementara dan cepat hancur, hidup akan menjadi sia-sia. Kasih harus menjadi balasannya sendiri.
- Divine Discourse, 12 Juli 1988.
Hanya dengan memupuk kasih maka engkau bisa mendapatkan karunia Tuhan.
No comments:
Post a Comment