By their penance, meditation and intuition, ancient sages recognised two things: One is Akshara (the alphabet) and the other is Sankhya (numbers). In the alphabet, the primal letter is ‘Om’. All other letters have emerged from the Pranava (Om). ‘Om’ is the first letter among all letters. It comprehends within itself all other letters of the alphabet. During bhajans, when the harmonium is played, the bellows are pressed and the reeds are manipulated, we have the musical notes, ‘Sa, ri, ga, ma, pa, da, ni’. What is the source of these seven notes? It is the same air that produces the notes. That air is filled with Omkara. And it is that ‘Om’ which produces the separate notes. Likewise, among numbers, we start with one and go to nine, ten, etc.. In all the numbers, ‘one’ is the primary number. All the other numbers are multiple variations of one. If you take away one from nine you have eight. If you add one to eight, it becomes nine. What comes and goes is one alone. What remains is also one. From this, the sages inferred that the beginning and the end are One, which is the Divine. They declared that this One is the beejam (seed) of the cosmos.
- Divine Discourse, Jul 12, 1988.
The Divine is present in all things as their essence like sugar in sugarcane and butter in milk.
Melalui pengendalian diri, meditasi dan intuisi, para guru suci jaman dahulu menyadari dua hal: pertama adalah Akshara (abjad) dan kedua adalah Sankhya (angka). Dalam abjad, huruf utamanya adalah ‘Om’. Semua huruf yang lainnya muncul dari Pranava (Om). ‘Om’ adalah huruf pertama diantara semua huruf. ‘Om’ mengandung dalam dirinya semua huruf lainnya dalam abjad. Pada saat bhajan, ketika alat musik harmonium dimainkan, bagian pompa penghasil udara ditarik dan buluh tembaga dimainkan, maka kita bisa mendengarkan nada-nada musik, ‘Sa, ri, ga, ma, pa, da, ni’. Apa yang menjadi sumber dari ketujuh nada-nada musik itu? Ini adalah udara yang samalah yang menghasilkan nada-nada itu. Udara itu diliputi dengan Omkara. Adalah ‘Om’ yang menghasilkan nada-nada terpisah. Sama halnya, diantara angka, kita mulai dengan satu dan lanjut menuju sembilan, sepuluh, dst.. dalam semua angka, ‘satu’ adalah angka utama. semua angka lainnya adalah variasai penjumlahan dari angka satu. Jika engkau mengeluarkan satu dari sembilan maka engkau mendapatkan angka delapan. Jika engkau menambahkan satu pada delapan, maka angka itu menjadi sembilan. Apa yang datang dan pergi adalah hanya angka satu. Apa yang tersisa juga angka satu. Dari hal ini, para guru suci menyimpulkan bahwa permulaan dan akhir adalah ‘Satu’, yang mana ‘Satu’ itu adalah Tuhan. Para guru suci menyatakan bahwa ‘Satu’ ini adalah sebagai beejam (benih) dari semesta.
- Divine Discourse, Jul 12, 1988.
Tuhan hadir di dalam segala sesuatu sebagai intisari dalam diri mereka seperti halnya gula dalam tebu dan mentega dalam susu.
No comments:
Post a Comment