Valmiki, by meditating on the glory of Rama, was able to mould himself into the immortal poet who composed the Ramayana. He became an embodiment of that glory, and therefore, he could create that great epic. When we decide on writing a letter, we gather in our minds the facts to be communicated, the manner in which it has to be written, and then, we start writing it. When we decide on building a house, we build it first in our minds - the drawing room here, the dining hall there, the kitchen at this end, etc., and then, draw the plan on paper. What we do is to project an ideal into action, into a concrete program. The external action or achievement is only a reflection of the Inner Being, which frames the ideas and concepts. So, the transformation and refinement have to be done in the inner region of the mind. Constant reflection on the glory of God helps to transmute the body, mind and spirit.
- Divine Discourse, Mar 23, 1984.
Command the mind and regulate your conduct, so that the goal is won.
Valmiki dengan meditasi pada kemuliaan Sri Rama, mampu untuk membentuk dirinya menjadi penyair abadi yang menggubah Ramayana. Valmiki menjadi seorang perwujudan dari kemuliaan tersebut, dan karenanya, dia dapat menciptakan epos yang agung itu. Ketika kita memutuskan untuk menulis sebuah surat, kita mengumpulkan di dalam pikiran kita fakta-fakta yang akan dikomunikasikan, cara penulisannya dan kemudian mulai untuk menulis. Ketika kita memutuskan untuk membangun sebuah rumah, kita menggambarkan rumah itu di dalam pikiran kita – ruang tamu disini, ruang makan disana, dapur di ujung sana, dsb, dan kemudian menggambarkan rencana itu di atas kertas. Hal yang kita lakukan adalah memproyeksikan idealisme itu ke dalam tindakan, ke dalam sebuah program yang nyata. Tindakan ekternal atau pencapain hanyalah pantulan dari batin di dalam diri, yang mana membingkai ide dan konsep. Jadi, perubahan dan penyempurnaan harus dilakukan pada bagian dalam dari pikiran. Perenungan secara terus menerus pada kemuliaan Tuhan membantu untuk mengubah tubuh, pikiran dan jiwa.
- Divine Discourse, 23 Maret 1984.
Kendalikan pikiran dan aturlah tingkah lakumu, sehingga tujuan dapat dicapai.
No comments:
Post a Comment