The human body is made up of karma (action). Consequently, scriptures described the man as karmaja, born as a result of action. All actions performed by man with his limbs and organs are rendered possible by the Divine. Hence man should regard all actions as sacred. But whatever man does is motivated by ego, self-interest, and desire for the fruits thereof. To enjoy the fruits of actions done with the expectation of reward, man is reborn! Gita says: Karmanu-bandhini Manushya-loke (Karma is the bond in this world of human beings). Man is bound by karma. When actions are performed as offerings to the Divine, they get sanctified. All actions that are natural to man should be converted by the spiritual aspirant into Karma Yoga. The distinction between karma and Karma Yoga should be clearly understood. Actions performed selfishly with egoism and desire for reward are karma that bind. Actions done unselfishly, without ego and any expectation of reward, become Karma Yoga.
- Divine Discourse, Nov 19, 1990.
Whether you perform any kind of worship or not, when you render selfless service, you will be able to experience the bliss of Divine love.
Tubuh manusia disusun oleh karma (perbuatan). Akibatnya, naskah suci menjabarkan manusia sebagai karmaja, lahir dari hasil perbuatan. Seluruh perbuatan yang dilakukan manusia dengan organ dan bagian tubuhnya memungkinkan dilakukan oleh karena Tuhan. Maka dari itu manusia harus memandang semua perbuatan sebagai hal yang suci. Namun apapun yang manusia lakukan yang didorong oleh ego, kepentingan diri, dan keinginan akan hasilnya, serta untuk bisa menikmati buah dari perbuatan itu maka manusia dilahirkan kembali! Gita menyatakan: Karmanu-bandhini Manushya-loke (Karma adalah pengikat manusia di dunia ini). Manusia diikat oleh karma. Ketika perbuatan dilakukan sebagai persembahan kepada Tuhan, maka perbuatan itu akan disucikan. Semua perbuatan yang alami bagi manusia harus dirubah menjadi karma yoga oleh peminat spiritual. Perbedaan diantara karma dan Karma Yoga harus dengan jelas dipahami. Perbuatan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri dengan egoisme dan keinginan untuk hasilnya adalah karma yang mengikat. Perbuatan yang dilakukan tanpa kepentingan diri sendiri, tanpa ego dan tanpa adanya keinginan pada hasilnya, menjadi Karma Yoga.
- Wejangan Bhagavan, 19 November 1990.
Apakah engkau melakukan ibadah atau tidak, ketika engkau melakukan pelayanan tanpa pamrih, engkau akan mampu mengalami kebahagiaan kasih Tuhan.
No comments:
Post a Comment