Socrates used to gather young men around him and expound to them how to enquire into what is transient and what is permanent. He told them that only those who have devotion and dedication are entitled to wield power. A ruler should adhere to truth and show his gratitude to God. Puffed up with ego, he should not forget the Almighty. Those who did not relish Socrates's teachings brought charges against him. When he was sentenced to death, he chose to die by drinking the cup of hemlock from the hands of his disciples. Before his death, he told his disciples that none should die leaving an undischarged debt. He told a disciple that he owed a cock to a friend and asked to discharge that obligation. Prophet Mohammed told his disciples before his passing that money he owed to a camel driver should be paid before his end came. The discharging of one's debts is regarded as a pious obligation. Harischandra sacrificed everything for the sake of honouring his plighted word. All religions have emphasised the greatness of truth, sacrifice and unity.
- Divine Discourse, Dec 25, 1990.
Like the current that illumines every bulb, however weak or strong, your God is present in every living being!
Socrates biasanya mengumpulkan anak-anak muda di sekitarnya dan mengungkapkan pada mereka bagaimana caranya menyelidiki apa yang bersifat sementara dan apa yang bersifat kekal. Socrates mengatakan pada mereka bahwa hanya mereka yang memiliki bhakti dan dedikasi yang berhak memegang kekuasaan. Seorang penguasa harus berpegang pada kebenaran dan memperlihatkan rasa syukurnya kepada Tuhan. Dalam keadaan diliputi ego, dia seharusnya tidak melupakan Yang Maha Kuasa. Mereka yang tidak menyukai ajaran Socrates mengajukan perlawanan terhadapnya. Ketika Socrates dijatuhi hukuman mati, dia memilih untuk mati dengan minum secangkir hemlock (racun) dari tangan muridnya. Sebelum kematiannya, dia mengatakan pada murid-muridnya bahwa tidak seorangpun boleh mati dengan meninggalkan hutang yang belum terbayarkan. Dia mengatakan pada salah satu muridnya bahwa dia berhutang seekor ayam Jantan pada seorang temannya dan meminta muridnya itu untuk melunasi hutang itu. Nabi Mohammad mengatakan kepada muridnya sebelum wafat bahwa beliau berhutang uang pada seorang penunggang unta harus dibayar sebelum ajalnya menjemput. Melunasi hutang dianggap sebagai kewajiban yang mulia. Harischandra mengorbankan segalanya demi menghormati janji yang telah diucapkannya. Semua agama telah menekankan keagungan dari kebenaran, pengorbanan dan persatuan.
- Wejangan Bhagavan, 25 Desember 1990.
Seperti arus yang menerangi setiap bola lampu, betapapun lemah atau kuatnya, Tuhanmu bersemayam di dalam setiap makhluk hidup!
No comments:
Post a Comment