Among the Pandavas, there were some who were superior to Arjuna in some respect. Dharmaraja, the eldest brother, was more serene. Why then was the sacred Gita not taught to him? In terms of physical prowess, Bhima was a much stronger person. Why was it not directed to Bhima? Why was it taught to Arjuna? Dharmaraja was the embodiment of Dharma, no doubt. But, he did not have the foresight to visualise the ravages of war. He did not consider the consequences of his action. He became wise only after the event. Bhima had enormous physical strength and valour, but he did not have enough intelligence. But, Arjuna had foresight. He told Krishna, "I would rather be dead than fight against these people, because, if I should win, it would be at the cost of putting them to death and causing much suffering." In contrast to this, Dharmaraja waged the war and when he lost his kith and kin, he sat down in gloom regretting all that had happened! When one acts without foresight, one has to repent for the consequences of the indiscriminate action.
- Divine Discourse, Sep 05, 1984.
Sai is ever engaged in warning you and guiding you so that you may think, speak and act in this attitude of Love.
Diantara para Pandawa, ada beberapa yang lebih hebat dari Arjuna dalam beberapa hal tertentu. Dharmaraja adalah saudara sulung yang lebih tenang. Mengapa kemudian Gita yang suci tidak diajarkan padanya? Dalam hal penguasaan fisik, Bhima adalah saudara yang jauh paling kuat. Mengapa Gita tidak diajarkan pada Bhima? Mengapa Gita diajarkan pada Arjuna? Dharmaraja adalah perwujudan dari Dharma, tidak diragukan lagi. Namun, Dharmaraja tidak memiliki pandangan masa depan untuk membayangkan terkait kehancuran dari perang. Dia tidak mempertimbangkan akibat dari perbuatannya. Dharmaraja menjadi bijak hanya setelah kejadian. Bhima memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan pemberani, namun Bhima tidak cukup memiliki kecerdasan. Namun, Arjuna memiliki pandangan masa depan. Arjuna berkata pada Krishna, "aku lebih baik mati daripada harus berperang melawan orang-orang ini, karena, jika saya menang dalam peperangan itu berarti aku harus membunuh mereka dan menyebabkan begitu besar penderitaan." Bertentangan dengan ini, Dharmaraja memimpin peperangan dan ketika para keluarga dan kerabatnya meninggal, dia duduk dalam kesedihan meratapi semua yang telah terjadi! Ketika seseorang bertindak tanpa pandangan masa depan, seseorang harus menyesali akibat dari perbuatannya yang ceroboh.
- Wejangan Bhagavan, 5 September 1984.
Sai selalu memperingatkan dan menuntunmu sehingga engkau dapat berpikir, berbicara dan bertindak dalam sikap kasih.
No comments:
Post a Comment