Tuesday, June 7, 2016

Thought for the Day - 7th June 2016 (Tuesday)

Acquire the competence to understand the kind of love and tenderness that God showers on His devotees. Pleasure arises from pain and pain results in pleasure. Because the Pandavas were in the jungle for twelve years and hid themselves unrecognised for the thirteenth year, people now appreciate their noble qualities. Because of the many obstacles and troubles that Prahlada encountered, and the punishments meted out to him, the rest of the world now knows how great his devotion was. Prahlada never had tears in his eyes and never exhibited any pain when the demons were harming him. He was simply uttering the name of the Lord and requested the Lord’s presence. His devotion and equanimity in pain and pleasure is a living example even today of what real faith and devotion can do. On the other hand, had Prahlada lived with his father in luxury with care and tenderness, how would his faith be known?


Mendapatkan kemampuan untuk mengerti jenis kasih dan kelembutan hati yang Tuhan berikan kepada bhakta-Nya. Kesenangan muncul dari rasa sakit dan rasa sakit menghasilkan kesenangan. Karena para Pandawa di hutan selama 12 tahun dan menyembunyikan diri mereka agar tidak dikenali selama 13 tahun, orang-orang sekarang menghargai kualitas kebaikan mereka. Karena banyak tantangan dan masalah yang dijumpai oleh Prahlada, dan hukuman yang diberikan kepadanya, seluruh dunia mengetahui betapa hebatnya bhakti yang dimilikinya. Prahlada tidak pernah meneteskan air mata dan tidak pernah memperlihatkan rasa sakit apapun ketika para raksasa menyakitinya. Prahlada hanya mengulang-ulang nama Tuhan dan memohon kehadiran Tuhan. Rasa bhaktinya dan ketenangan hatinya dalam penderitaan dan kesenangan merupakan teladan nyata bahkan untuk saat sekarang tentang apa yang dapat dilakukan oleh keyakinan dan bhakti yang sejati. Sebaliknya, jika Prahlada tinggal bersama dengan ayahnya dalam kemewahan dengan kepedulian dan kelembutan, bagaimana bisa keyakinannya akan dapat diketahui? (Divine Discourse, Summer Roses On Blue Mountains, 1976, Ch 3)

-BABA

No comments: